Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan risiko kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau menurun bersama datangnya hujan di sebagian besar wilayah mulai Oktober.

"Sekarang Provinsi Riau sudah memasuki musim penghujan, terutama pada dasarian ke dua ini," kata Staf Analisa BMKG Stasiun Pekanbaru Bibin kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Ia menjelaskan secara umum wilayah pesisir Riau telah memasuki musim hujan pada dasarian (sepuluh hari) pertama Oktober 2018, membuat titik panas indikator kebakaran hutan dan lahan menurun jumlahnya.

Pada dasarian kedua, ia melanjutkan, wilayah Riau seluruhnya telah memasuki musim hujan, yang menurut prakiraan BMKG akan berlangsung hingga Desember.

"Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada awal November. Akhir Desember kembali lagi ke musim kemarau," tuturnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau sebagai bagian dari satuan tugas kebakaran hutan dan lahan sudah menghentikan operasi lima helikopter pengebom air yang selama ini menjadi andalan dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan.

Wakil Komandan Satgas Karhutla Provinsi Riau Edwar Sanger kepada Antara awal pekan ini menjelaskan kelima helikopter tersebut tidak lagi dioperasikan sejak pekan terakhir September.

"Alhamdulillah sampai hari ini kondisi cukup kondusif sehingga helikopter kita standby-kan dahulu," kata Edwar.

"Meskipun saat ini cuaca dan kondisi Karhutla di Riau sudah kondusif, kita tetap waspada. Semuanya guna mewujudkan Riau yang bebas asap," ia menambahkan.

Ia menjelaskan dalam tahun ini luas lahan dan hutan yang terbakar di Provinsi Riau sampai 5.776 hektare, sebagian besar di Kabupaten Rokan Hilir (1.985 hektare).

Baca juga: BMKG deteksi 76 titik panas di Sumatera
 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018