Jakarta (ANTARA News) - Presiden International Fund for Agricultural Development (IFAD) Gilbert Houngbo memuji keberhasilan program dana desa yang dilaksanakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Jumat (12/10), Houngbo berpendapat program dana desa tidak hanya merupakan transformasi untuk wilayah perdesaan yang memungkinkan semua pihak merasakan manfaatnya, tapi juga strategi yang sejalan dengan program IFAD untuk membangun wilayah perdesaan melalui bidang pertanian.

"Apa yang paling mengesankan bagi saya adalah dalam program dana desa ini, pembangunan dilakukan terintegrasi antara sektor pembangunan sosial dan ekonomi," kata 
Gilbert Houngbo.

Apresiasi tersebut disampaikan dalam pertemuan terbatas dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo di sela-sela pertemuan tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali.

Dalam kesempatan itu, Houngbo juga menyampaikan niatnya untuk merekomendasikan program ini untuk diterapkan di negara-negara berkembang lainnya di seluruh dunia.

"Pembangunan yang terus berkelanjutan ini, kami akan terus berkomunikasi dengan Kementerian Desa untuk membuat presentasi yang akan kami rekomendasikan untuk negara-negara berkembang di seluruh dunia," katanya.

Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan yang digelar antara Mendes PDTT Eko Puto Sandjojo dengan pihak IFAD beberapa waktu lalu di Milan, Italia.

Percepatan pembangunan di pedesaan adalah kunci penting pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain memetakan potensi produk unggulan, desa harus didorong mampu memberi nilai tambah pada komoditas agar memiliki daya jual lebih tinggi.

"Dengan demikian, pendapatan masyarakat akan lebih besar, IFAD yakin model ini adalah model pembangunan yang sustainable," ujar Menteri  Eko.(KR-MRA)


Baca juga: Dana desa gerakkan pembangunan serentak di seluruh Indonesia

Pewarta: Maria Lisbet Hestica Pardosi
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018