Yogyakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma`ruf Amin menganggap perhelatan Pemilihan Presiden 2019 sebagai momentum pertaruhan menjaga ideologi Pancasila dan keutuhan bangsa.

"Pilpres kali ini merupakan pertaruhan untuk menjaga keutuhan bangsa, menjaga ideologi negara Pancasila," kata Ma`ruf saat memberikan pidato di hadapan relawan dan elemen tim kampanye Joko Widodo-Ma`ruf Amin di Yogyakarta, Senin.

Menurut mantan Rais Aam PBNU ini, belakangan bermunculan kelompok-kelompok yang ingin melakukan perubahan. Ada gerakan radikalisme dan ada gerakan transnasional.

"Bahkan ada yang ingin mengganti sistem pemerintahan kita dari republik dengan sistem yang lain, di antaranya khilafah," kata dia.

Ma`ruf menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final karena dibangun dengan landasan yang kuat yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

"Pancasila adalah titik temu di antara semua elemen bangsa, kalau bahasa kiai-nya adalah `kalimatun sawa`. Karena itu saya katakan khilafah di Indonesia ini bukan ditolak, tapi tertolak," katanya.

Ma`ruf mengatakan kelompok radikal yang ingin mengganti Pancasila dan kelompok yang ingin mengganti republik harus tertolak dari negara ini.

Untuk mengawal agar kelompok radikal tidak berkembang di Indonesia, kepada ratusan relawan yang hadir Ma`ruf menekankan agar dalam Pilpres 2019 dapat memenangkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01.

"Kalau tidak, kita tidak akan merasa aman sebab kelompok-kelompok garis keras, kelompok transnasional sekarang juga masuk dunia politik," kata dia.

Baca juga: Ma'ruf Amin sambangi kediaman Buya Syafii Maarif
Baca juga: Ma'ruf Amin mohon doa di Ponpes Pandanaran Sleman
Baca juga: Ma'ruf Amin bantah dirinya sakit

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018