"Mudah-mudahan selesai Desember 2018 mendatang hingga mampu produksi 16 ton per hektare"
Pekanbaru  (ANTARA News) - Sebanyak 745 hektare perkebunan sawit milik PT Perkebunan Nusantara V diremajakan untuk meningkatkan produksi tandan buah sawit (TBS).

Peremajaan sawit di areal perkebunan Terantam, Kasikan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau tersebut dilakukan dua lokasi. Lokasi pertama adalah Afdeling 7 seluas 344 hektare.

"Kemudian Afdeling 8 seluas 401 hektare," kata Manajer Kebun Terantam PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, Arif Subhan Siregar, di Pekanbaru, Riau, Selasa.

Dia menjelaskan peremajaan perkebunan sawit yang menjadi program prioritas PTPN V dalam satu dekade terakhir itu ditandai dengan penanaman perdana yang dilakukan awal pekan ini.

Secara umum, Arif menargetkan peremajaan sawit tersebut dapat segera rampung bersamaan dengan proses pembersihan lahan yang ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Arif berharap pascaperemajaan sawit tersebut maka  produktvitas TBS dapat ditingkatkan 16 ton per hektare.

"Land clearing berjalan baik. Mudah-mudahan selesai Desember 2018 mendatang hingga mampu produksi 16 ton per hektare," tuturnya.

PTPN V merupakan perusahaan BUMN yang bergerak pada perkebunan sawit dan olahannya, serta perkebunan karet terbesar di Provinsi Riau. Pada 2018 ini, PTPN V mencatat kinerja yang terus tumbuh positif.

PTPN V baru saja merilis pendapatan perusahaan yang mencapai Rp1,12 triliun sepanjang 2017 atau meningkat hampir 30 persen dibanding pendapatan pada 2016 yang tercatat sebesar Rp872,3 miliar.

Peningkatan pendapatan dan laba yang telah diaudit tersebut mayoritas ditopang dari sektor hulu dan hilir perkebunan sawit.

Sepanjang 2017, produksi tandan buah segar (TBS) sawit mencapai lebih dari 1,18 juta ton atau meningkat 4,14 persen di atas rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

Seluruh produktivitas TBS tersebut diperkuat dengan keberadaan 12 unit pabrik kelapa sawit (PKS) serta satu PKS yang khusus mengolah inti sawit. Seluruh perkebunan kelapa sawit tersebut juga telah mengantongi sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Baca juga: Sejumlah pakar dunia bakal sampaikan "outlook" bisnis sawit

Pewarta: Bayu Agustari Adha dan Anggi Romadhoni
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018