Palu   (ANTARA News) - Dewan Masjid Indonesia Kota Palu mencatat sementara terdata 95 masjid yang rusak akibat gempa bumi, tsunami dan likuifaksi  yang melanda Palu Ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9).

"Terima kasih bagi ustadz dan takmir yang sudah mengirimkan data dan foto masjid yang rusak terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi. Data tersebut saat ini diproses di Kementrian Agama untuk mendapatkan perhatian dan bantuan pemerintah," kata Ketua DMI Palu Moh. Ikbal Andi Mangga di Palu, Rabu.

Sampai sekarang, kata Ikbal, DMI bersama Kementerian Agama Palu masih mendata masjid-masjid yang rusak. Salah satu cara yang dipakai yakni mengambil foto bangunan masjid yang rusak.

"Perkiraan DMI jumlah masjid yang rusak sekitar 127 atau 40 persen dari total masjid di Kota Palu," tambah Ikbal.

Anggota DPRD Kota Palu ini menuturkan sebagian masjid yang terdata rusak, terutama  rusak parah, berada di wilayah Kecamatan Palu Barat dan Palu Selatan. Masjid-masjid yang rusak itu akan diperbaiki dan dibangun kembali lewat dana bantuan Kementerian Agama (Kemenag) RI.

"Kategori kerusakan meliputi rusak ringan, sedang dan berat. Rusak berat definisinya bahwa masjid tersebut sudah tidak dapat digunakan dan ini yang diprioritaskan untuk dibangun kembali," katanya.

Sementara itu bagi imam dan takmir masjid yang meninggal dunia, DMI belum mendata seluruhnya.

"Minta tolong kalau ada yang mengetahui atau ada informasi tentang imam atau takmir masjid yang meninggal saat gempa dan tsunami, dapat menghubungi  untuk didata," ujar Ikbal. 

Selain dari Kemenag, bantuan bagi masjid dan imam serta takmir masjid yang meninggal juga akan disalurkan oleh DMI pusat.

Berdasarkan data pada Sistem Informasi Masjid (Simas) Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Kementerian Agama RI, jumlah masjid di Kota Palu sebanyak 382 masjid.

Baca juga: DMI mendata imam masjid korban gempa palu
Baca juga: Masjid-masjid darurat dibangun di pengungsian
Baca juga: Imam Masjid Raya Palu minta umat introspeksi

 

Pewarta: Fauzi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018