Kita ini bukan konco wingking, tapi equal di negara ini."

Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri menerima Lifetime Achievement Award Bhakti Teratai Putra Indonesia yang diberikan oleh Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia.

Penganugerahan penghargaan tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta, Sabtu malam. Hadir pada acara penganugerahan penghargaan tersebut adalah Pengurus Pusat dan Anggota Purna Paskibraka Indonesia. Hadir juga para tamu undangan antara lain, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, serta sejumlah Pimpinan Pusat PDI Perjuangan.

Penghargaan Lifetime Achievement berbentuk piagam dalam figura itu diserahkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia Gousta Feriza kepada Megawati Soekarnoputri. Pada penyerahan penghargaan itu, Gousta didampingi sejumlah Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia.

Gousta Feriza dalam sambutannya mengatakan, Lifetime Achievement Award itu sebagai bentuk pengakuan pada peran Megawati dalam perjalanan bangsa dan negara. "Ibu Megawati adalah bagian dari sejarah Paskibraka itu sendiri. Ibu Megawati adalah Anggota Paskibraka tahun 1964," kata Gousta.

Sementara itu, Megawati dalam sambutannya mengatakan, semula dirinya merasa tidak pantas menerima penghargaan itu. "Saya merasa terlalu dibombong (disanjung)," katanya.

Namun akhirnya Megawati bersedia menerimanya, jika pengalaman hidupnya dinilai menjadi insipirasi bagi Paskibraka, perempuan lainnya, dan masyarakat. "Saya sangat berharap, perempuan Indonesia dapat meraih hal lebih dibanding apa yang sudah dilakukannya," katanya.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu menjelaskan, selama ini perempuan Indonesia masih banyak dikungkung dan tidak mendapatkan kesempatan. Baginya, perempuan Indonesia harus bisa menunjukkan dirinya juga bisa berpretasi. "Kita ini bukan konco wingking, tapi equal di negara ini," katanya.

Republik Indonesia, kata dia, merupakan salah satu republik di dunia ini, yang dalam konstitusinya, langsung memerdekakan perempuan. "Dalam konstitusi, tidak menyebutkan laki-laki dan perempuan, tapi seluruh warga negara Indonesia memiliki hak yang sama di hadapan hukum," kata Megawati yang  telah mendapat delapan gelar doktor honoris causa dari universitas di dalam dan luar negeri.

Baca juga: Megawati cerita soal bendera pusaka

 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018