Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mengharapkan agar modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) di Korps Kepolisian Air dan Udara (Polairud) dapat menjaga keamanan dan menekan kejahatan di wilayah perairan Indonesia. 

"Modernisasi alutsista Polairud harus mampu menekan kejahatan di wilayah perairan Indonesia di masa mendatang. Oleh karenanya, saya mendukung modernisasi alutsista Polairud dalam menjaga wilayah perairan dan udara Indonesia," kata Sahroni, di Jakarta, Selasa. 

Politisi Partai NasDem ini mengingatkan para pelaku kejahatan di perairan, tak hanya mengembangkan modus dengan melibatkan nelayan tradisional sebagai penyamaran, namun juga alat yang lebih canggih, seperti telekomunikasi.

Banyaknya jalur tikus di sepanjang pantai Indonesia, lanjut dia, juga menjadi kendala tersendiri dalam hal pengawasan. Namun dengan modernisasi alutsista, termasuk penambahan armada diharapkannya dapat memaksimalkan pengawasan kejahatan di perairan Indonesia.

"Para pelaku kejahatan selain terus mempercanggih modusnya juga mengembangkan alat yang digunakan, salah satunya tentu telekomunikasi. Mereka juga memanfaatkan banyaknya celah berupa dermaga kecil atau biasa disebut jalur tikus yang tersebar di Indonesia," jelasnya. 

Sahroni yang kembali maju menjadi Caleg DPR dari Dapil Jakarta III ini pun berharap dengan penambahan armada berupa 23 kapal dan pesawat serta helikopter Polairud membuat pengawasan di perairan semakin maksimal, sehingga penyelundupan baik ke dalam ataupun keluar negara Indonesia dapat terus ditekan. 

Sahroni juga kembali menekankan pentingnya sinergitas antara pemangku kepentingan  di perairan, diantaranya dengan Bakamla, TNI AL, dan Bea Cukai. Selain penyelundupan berbagai sumber daya alam Indonesia ke luar negeri, kejahatan lain yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah penyelundupan narkoba, senjata hingga pengiriman TKI ilegal.

"Di samping illegal fishing, illegal logging, penyelundupan berbagai hasil laut, bahan bakar ilegal dan TKI ilegal, Polairud harus mewaspadai dan memaksimalkan pengawasan narkoba ataupun senjata ke Indonesia. Pesan Kapolri mengenai pemberdayaan nelayan untuk membantu pengawasan harus benar-benar dijalankan dengan baik," tegas Sahroni.

Sebelumnya, di sela-sela syukuran peringatan HUT Polairud ke-68 Tahun 2018 di Pangkalan Polairud Korpolairud Baharkam Polri, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (3/12), Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian secara simbolis meresmikan alutista baru berupa satu unit kapal patroli lepas pantai, lima unit kapal patroli cepat, 15 unit kapal pemburu cepat, satu pesawat CN, dan satu helikopter Bell. Total alutsista baru dimiliki Polairud sebanyak 23 yang terdiri dari kapal, pesawat serta helikopter. 

Kapolri berharap penambahan armada tersebut bisa menekan kejahatan di wilayah perbatasan Indonesia. Kehadiran armada baru sangat diperlukan untuk mendukung mobilitas Polairud karena wilayah Indonesia yang sangat luas berupa kepulauan dan 60 persen adalah perairan.

"Korps Polairud bisa survive selama 68 tahun. Tidak hanya sekedar bertahan tapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Peran di cross border membantu memberantas illegal fishing, smuggling, penyelundupan, human trafficking, serta kejahatan umum konvensional seperti perompakan," ujar Kapolri.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018