Nanga Bulik, Kalteng (ANTARA News) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan menempatkan transmigran sebanyak 150 KK berasal dari Jawa Tengah di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah dengan pola baru yang menggabungkan dengan 50 transmigran lokal setempat.

 "Dengan penandatanganan ini, program nasional transmigrasi sudah bisa dimulai, dan tahun 2019 di Lamandau Kementerian PDTT akan menempatkan transmigran sebanyak 150 KK dan transmigran lokal 50 KK,"  kata Bupati Lamandau, Hendra Lesmana seusai penandatanganan MoU (memorandum of understanding) dengan Kepala Dinas Transmigrasi Jateng, Wika Bintang di Jakarta, Jumat.

Pada kesempatan itu, Pemerintah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menandatangani nota kesepakatan dan perjanjian kerja sama pola sharing APBD, terkait dengan pembangunan kawasan transmigrasi di Satuan Permukiman (SP) Kahingai Kecamatan Belantikan Raya, Lamandau.

Hendra Lesmana yang dihubungi dari Kalteng,  menjelaskan penandatanganan itu menjadi dasar bagi Provinsi Jateng untuk melakukan pembangunan permukiman transmigrasi di Kahingai, Lamandau, dengan alokasi dana dari APBD Jateng.

Sementara itu pada 2019, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), juga akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan permukiman transmigrasi di Kahingai untuk transmigran lokal sebanyak 50 kepala keluarga (KK).

 Hendra menegaskan pembangunan transmigrasi dengan pola sharing APBD daerah asal seperti ini merupakan yang pertama dan bersejarah bagi Kalimantan Tengah dan Lamandau.

Pada 2019 hanya ada dua kabupaten tujuan program ini yakni Lamandau Kalteng dan Bulungan, Kalimantan Utara.

Setelah penandatanganan nota kesepakatan itu, Hendra yakin bahwa transmigrasi dengan konsep Satuan Permukiman Pemugaran (SP Pugar), yakni permukiman penduduk setempat yang dipugar menjadi satu kesatuan permukiman baru, akan membuat masyarakat lokalnya maju  seperti warga transmigrasi pada umumnya.

"Saya berharap program transmigrasi dengan pola Pugar yang berbeda dengan transmigrasi konvensional pada umumnya, bisa berkontribusi memajukan daerah, dan masyarakat lokal pun bisa maju seperti transmigrasi atau bahkan bisa lebih maju," demikian Hendra.

Baca juga: Kemendes PDTT ubah pola transmigrasi
Baca juga: Puluhan perusahaan siap investasi di kawasan transmigrasi

Pewarta: Koko Sulistyo dan Kasriadi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018