Mataram (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat merilis jumlah penduduk miskin di NTB pada September sebanyak 735.620 jiwa atau berkurang 1.840 orang dibandingkan periode Maret 2018.

"Berkurangnya jumlah penduduk miskin sebagai dampak dari intervensi pemerintah pusat dan daerah melalui berbagai program. Di antaranya bantuan pangan non-tunai dan beras sejahtera," kata Kepala BPS NTB Suntono di Mataram, Kamis.

Sejak 2009-2018, kata dia, persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan, kecuali pada keadaan periode September 2014 - Maret 2015, dan September 2016 - Maret 2017.

Penurunan angka kemiskinan pada periode Maret 2017 - September 2017 merupakan yang tertinggi semenjak penghitungan angka kemiskinan dilakukan sebanyak dua kali setiap tahun pada 2012.

Suntono menjelaskan garis kemiskinan dipergunakan sebagai batas menentukan miskin atau tidaknya seseorang.

"Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan," ujarnya.

Selama Maret-September 2018, kata dia, garis kemiskinan di NTB mengalami kenaikan, yaitu dari Rp365.901 per kapita per bulan pada Maret menjadi Rp373.566 per kapita per bulan pada September 2018.

Dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan yang terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

"Pada September 2018, sumbangan GKM terhadap garis kemiskinan sebesar 74,40 persen. Komoditas pangan penyumbang garis kemiskinan terbesar adalah telur, beras, daging ayam ras, mi instan, ikan tongkol dan rokok kretek filter," kata Suntono.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah, mengatakan penurunan angka kemiskinan di luar dugaan karena daerahnya dilanda gempa bumi yang menghancurkan ratusan ribu rumah penduduk dan sempat melumpuhkan beberapa sektor perekonomian, terutama industri pariwisata.

Menurut dia, penurunan angka kemiskinan tersebut menjadi penyemangat untuk terus meningkatkan taraf hidup masyarakat di tengah masa pemulihan setelah gempa bumi.

"Kami bersama pemerintah pusat terus melakukan percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah penduduk dan infrastruktur yang hancur akibat gempa bumi," katanya.*


Baca juga: Angka kemiskinan di Maluku Utara meningkat

Baca juga: Jumlah warga miskin di pedesaan turun 1,29 juta


 

Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019