Jakarta (ANTARA News) - Silaturahmi Presiden Joko Widodo dengan 113 kepala suku berpengaruh dari Provinsi Papua Barat dijadwalkan berlangsung pada pertengahan Februari 2019. 

"Hari ini, Selasa 29 Januari 2019, Tim Joko Widodo, segera mengadakan pertemuan khusus membahas tentang agenda yang baik dalam pelaksanaan acara silaturahmi yang akan berlangusng di Istana Negara Jakarta tersebut," kata Sekretaris Tim SORAYA RATU SANTU (Sorong Raya Rakyat Bersatu Untuk Nusantara) Eduard Yumame di Jakarta, Selasa. 

Dia menjelaskan, sebelum Tim Jokowi mengadakan pertemuan khusus dalam rangka mematangkan agenda silaturahmi ini, sehari sebelumnya sudah diadakan pertemuan antara Tim SORAYA RATU SANTUN dengan Tim Joko Widodo. 

Dalam pertemuan tersebut kedua pihak menyatakan bahwa silaturahmi antara Presidsen Joko Widodo dengan 113 kepala suku sudah final. Waktu pelaksanaannya adalah pada pertengahan Februari mendatang. 

Mengenai tanggal pelaksanaannya disebutkan oleh perwakilan dari Tim Joko Widodo bahwa direncanakan berlangsung antara14 dan 15 Februari. 

Pada pertemuan malam itu di Hotel Horison Bekasi sudah dibagikan baju untuk para kepala suku untuk dipakai pada silaturahmi Februari mendatang. 

Pihak SORAYA RATU SANTUN merasa puas dan menyampaikan terima kasih atas upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak sehingga tercapainya acara silaturahmi.

Dia mengatakan bahwa acara silaturahmi ini diprakarsai oleh Wali Kota Sorong Lambertus Jitmau karena melihat antusias sebagian besar kepala suku di Sorong Raya.

Mereka ingin menyampaikan secara langsung ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas karyanya yang dilakukan di Papua dan Papua Barat, khususnya dengan proyek milenialnya, yaitu Trans Papua.

Kecintaan pada masyarakat terutama perhatiannya pada kepala-kepala suku yang ada membuat dia ikut mendorong dan membantu agar acara silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo ini bisa terlaksana dengan baik. 

Menurut Eduard, wali kota Sorong dipastikan akan mendampingi dalam acara tersebut.

Selain 113 kepala suku hadir pula dalam silaturahmi dengan Presiden Jokowi adalah tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh agama, tokoh akademisi, Ketua DPRD dari lima kabupaten dan satu wali kota di seluruh Wilayah Kepala Burung Sorong Raya Provinsi Papua Barat. 

Ikut pula sejumah pejabat daerah. Mereka di antaranya lima bupati dan satu wali kota berserta wakilnya dari Papua Barat.

Menurut Eduard, ini adalah rombongan kepala suku terbesar dalam sejarah yang datang menemui Presiden untuk bersilaturahmi. Belum ada rombongan kepala suku dari Papua yang datang dalam jumlah sebesar ini. 

Dasar niat baik kedatangan ke-113 kepala suku ini adalah ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas keberhasilannya membangun Tanah Papua (Papua Barat dan Papua) melalui Nawacitanya.  

Program terbesar Nawacita Jokowi di Papua dan Papua Barat adalah Trans Papua yang begitu fenomenal dan dikagumi oleh seluruh rakyat Indonesia.

Jalan Trans Papua ini dinilai telah membuka semua isolasi  pedalaman yang sulit dijangkau yang menyambungkan jalan provinsi ke kabupaten dan dari kabupaten tersambung ke distrik. Lalu dari distrik tersambung ke kampung-kampung.  

Menurut Eduard, ini adalah langkah spektakuler Joko Widodo yang belum tertandingi oleh siapaun figur presiden lain--mungkin di dunia--dengan mampu melakukan hal seperti itu. 

Berdasarkan data Kementerian PUPR, capaian pembangunan jalan Trans Papua dalam periode 2015-2018 mencapai 908,8 kilometer (km) terdiri atas 760,57 km di Provinsi Papua dan 147,23 km di Provisi Papua Barat. 

Saat ini jalan Trans Papua di Provinsi Papua Barat sudah tembus seluruhnya sepanjang 1.071 km. Total jalan Trans Papua Provinsi Papua Barat yang dibangun periode 2015-2018 sepanjang 153,62 km. 

Jalan Trans Papua ini menjadi dasar utama untuk akselerasi ekonomi, sosial dan kebudayaan dalam kerangka pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat Papua.

Tidak hanya itu saja yang membuat 113 kepala suku datang bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo. Masih ada kelebihan lainnya. 

Di antaranya adalah kucuran dana desa. Dana desa ini, ungkap Eduard, orang Papua Barat menyebutkan sebagai bantuan yang membebaskan masyarakat Papua Barat dari kemiskinan. 

Karena itu dana desa ini orang menyebutkannya sebagai Dana Jokowi. Maksudnya atas kebijakannya membuat orang-orang kampung di desa-desa terbebaskan dari himpitan isolasi kemiskinan. 

Selain itu, kelebihan Presiden Joko Widodo adalah telah mengunjungi Papua sebanyak sembilan kali melebihi dari semua presiden Indonesia lainnya.  

Jokowi juga disebut Eduard tidak membedakan orang Papua dengan dirinya. Dia begitu merasa seperti orang Papua sendiri. 

Inilah kelebihan dari Joko Widodo. Jokowi tidak membedakan anak Papua yang hitam dan anak Indonesia lainnya berkulit agak putih.
   
Menurut Eduard, setelah silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo, keseluruhan rombongan kepala duku ini bersama masyaraat Papua lainnya akan melakukan deklarasi untuk kemenangan Joko Widodo-Ma’aruf Amin dalam Pilpres 17 April 2019. 

Deklarasi itu akan digelar di Tugu Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng Jakarta Pusat.   

Baca juga: Dukung Jokowi, ratusan kepala suku Papua Barat sambangi Istana
Baca juga: Presiden kumpulkan para kepala suku di Istana Bogor
Baca juga: Yorrys: bupati-kepala suku dukung pemerintah soal Freeport

Pewarta: Sri Muryono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019