Lubukbasung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan, dua unit baterai Early Warning Sistem (EWS) tsunami di sepanjang garis pantai Tiku, Kecamatan Tanjungmutiara, dicuri orang pada Senin (11/3) sekitar 22.00 WIB.

Kepala BPBD Agam, Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Kamis, mengatakan kedua unit baterai EWS itu berada di Puskesmas Pembantu Gasan Kaciak Nagari Tiku Selatan dan SMAN 1 Tanjungmutiara.

"Kita telah melaporkan kehilangan ini ke pihak berwajib, setelah mendapat informasi dari masyarakat terkait dua unit baterai itu hilang, Selasa (12/3)," katanya.

Ia memperkirakan baterai EWS itu hilang pada Senin (11/3) sekitar pukul 22.00 WIB, karena ada warga melihat orang baru keluar dari Pustu dan langsung naik mobil.

Warga tersebut menduga orang itu merupakan pasien yang baru selesai berobat.

"Pada Selasa pagi, warga melihat boks penyimpan baterai sudah terbuka dan melaporkan ke BPBD," tegasnya.

Akibat kejadian itu, BPBD mengalami kerugian sekitar Rp6 juta. Sementara EWS dalam keadaan rusak dan hanya berfungsi pada siang hari karena menggunakan cahaya matahari. Sementara malam hari, EWS tidak berfungsi.

Untuk itu, BPBD setempat akan memperbaiki EWS segera mungkin, karena keberadaan EWS itu sangat berguna bagi warga untuk mengetahui adanya bencana tsunami.

"Kita telah menghubungi teknisi EWS itu dan teknisi tersebut akan ke lokasi pada Kamis (14/3), untuk melihat kondisi EWS," katanya.

Ke depan, BPBD Agam meningkatkan kewaspadaan dan keamanan EWS itu dengan cara menambah gembok, meninggikan boks batere agar tidak diambil orang dan lainnya

Ia menambahkan, sepanjang garis Pantai Tiku, Kecamatan Tanjungmutiara telah dipasang 10 unit EWS.

Dari 10 unit EWS itu, satu unit milik BMKG yang dipasang di halaman kantor Camat Tanjungmutiara dan sembilan unit bantuan BNPB pusat. "Delapan unit EWS itu dalam kondisi baik," katanya.*


Baca juga: Puluhan warga lereng Gunung Andong tinggalkan pengungsian

Baca juga: BPBD Sleman periksa fungsi EWS kawasan rawan longsor


 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019