Cianjur (ANTARA) - Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan untuk Cianjur, Jawa Barat, dari pemerintah pusat dipastikan dipangkas, sehingga akan memberatkan penataan bidang pendidikan yang akan dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, terutama setelah OTT oleh KPK.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Cianjur, Sapturo di Cianjur, Senin dan menjelaskan pemangkasan tersebut diketahui setelah pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Kemendikbud beberapa waktu lalu.

"Anggaran DAK untuk Cianjur tahun 2019, sudah masuk dalam DPA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur dan sudah terpangkas karena sudah ketuk palu anggaran di pusat untuk tahun ini," katanya.

Berdasarkan informasi yang diterima DPRD Cianjur, pemangkasan DAK pendidikan mencapai 60 persen yang semula sebesar Rp 56 miliar tahun 2018, menjadi Rp 22 miliar tahun ini.

Pemangkasan tersebut akan berpengaruh pada penyelenggaraan pendidikan di Cianjur karena prestasi dan posisi bidang pendidikan masih berada di peringkat bawah.

"Minimnya dukungan anggaran yang terbatas karena pemangkasan tersebut, akan berdampak luas terhadap pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di Cianjur," katanya.

Sedangkan faktor terjadinya pemangkasan DAK untuk Cianjur, dia menyebutkan ada beberapa kemungkinan termasuk dampak dari OTT DAK Pendidikan yang melibatkan Bupati, Kepala Dinas, dan beberapa orang yang sudah dijadikan tersangka.

"Ini berkaitan juga dengan terlambatnya laporan pengelolaan anggaran pendidikan. Kalau yang OTT harus dijadikan pembelajaran agar tidak terjadi karena Cianjur harus banyak berbenah untuk memperbaiki bidang pendidikan," katanya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Oting Zaenal Mutaqin, mengatakan pemotongan DAK tahun ini hanya beberapa pesen dari tahun sebelumnya sebesar Rp50 miliar lebih.

"DAK pendidikan tahun ini sebesar Rp 37 miliar dengan rincian untuk SD sekitar Rp 20 miliar dan SMP sebanyak Rp 17 miliar, tahun sebelumnya lebih dari Rp 50 miliar," kata dia.

Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan ruang kelas baru dan rehab kelas yang rusak, namun dengan adanya pemangkasan kemungkinan berdampak terhadap rencana program yang batal dilaksanakan.

Untuk mengejar target peningkatan kualitas pendidikan Cianjur, tambah dia, nilai DAK sebelum dipangkas masih kurang. Sehingga pihaknya hanya bisa melanjutkan program kerja kepala dinas yang lama.

Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy saat berkunjung ke Cianjur, beberapa waktu lalu, mengatakan belum tahu pemotongan DAK pendidikan untuk Cianjur itu.

Dia berjanji akan melakukan croscek terlebih dahulu, termasuk untuk mengetahui penyebab adanya pemangkasan."Nanti saya cek dulu, apa memang ada pemangkasan atau tidak," katanya.***3***(FKR)
 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019