Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Asia melanjutkan reli mereka pada Maret dengan membukukan kenaikan kuartalan terbaik dalam tujuh tahun terakhir, karena optimisme tentang kesepakatan perdagangan China-AS dan pergeseran dovish dalam kebijakan moneter bank-bank sentral utama, mendorong pasar saham regional.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik naik sekitar sembilan persen pada kuartal pertama 2019, kenaikan kuartalan terbesar sejak Maret 2012. Bulan lalu, indeks naik 0,7 persen.

Negosiasi yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China mendorong harapan bahwa kedua negara beringsut menuju kesepakatan untuk mengakhiri perang tarif yang telah mengguncang pasar selama tahun lalu.

Pada Jumat (29/3), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China berjalan sangat baik, tetapi memperingatkan, dia tidak akan menerima apa pun yang kurang dari sebuah "kesepakatan besar", setelah putaran negosiasi terakhir di Beijing.

Saham-saham Asia juga terangkat dalam sebulan terakhir oleh pergeseran dovish Federal Reserve AS, mengabaikan proyeksi untuk setiap kenaikan suku bunga tahun ini setelah menaikkan suku bunga empat kali pada 2018, dan Bank Sentral Eropa (ECB) mendorong kembali rencana pengetatan kebijakannya hingga ke 2020.

Pada Maret, pasar ekuitas India memimpin kenaikan di wilayah tersebut dengan kenaikan 7,7 persen, diikuti oleh Selandia Baru dan China. Peningkatan ekuitas India adalah kenaikan bulanan terbesar mereka sejak Maret 2016.

Di sisi lain, Sri Lanka dan Malaysia adalah mencatat kerugian terbesar, masing-masing turun 4,45 persen dan 3,75 persen.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019