Sandakan (ANTARA) - Sekolah-sekolah anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di Negeri Sabah Malaysia sangat kesulitan mendapatkan buku-buku mata pelajaran maka antisipasi yang dilakukan dengan mengunduh melalui internet.

Seperti anak-anak TKI di Community Learning Center Kuari 3 Gum Gum Sandakan dimana murid-muridnya menggunakan foto copy hasil unduhan di internet untuk bahan pelajaran.

Hal ini dibenarkan, Kahidir Luli, pejabat pengelola CLC Kuari 3 Gum Gum Sandakan, Kamis yang mengatakan, sulit mendapatkan buku mata pelajaran seperti materi pelajaran yang layaknya diperoleh peserta didik di Indonesia karena dilarang memasukkan di Malaysia ini.

"Kami tidak bisa membawa buku-buku mata pelajaran ke sini karena Pemerintah Malaysia melarang. Makanya kami harus foto copy hasil download di internet saja," sebut Kahidir.

Begitu juga di CLC Kampung Melayu Sulaiman Batu 8 Sandakan. Helena, pengelola sekolah anak TKI ini, Kamis mengutarakan, buku-buku mata pelajaran yang digunakan sebagai bahan ajar bagi murid-muridnya seadanya saja.

Ia mengatakan, kesulitan mendapatkan mata pelajaran tersebut sehingga ada bidang studi tertentu yang tidak diajarkan atau asal ada saja. Sebab, tidak buku yang bisa menjadi acuan untuk pelajaran bagi anak-anak.

Oleh karena itu, dia mengharapkan, solusi dari Pemerintah Indonesia agar diberikan bantuan buku mata pelajaran agar semua bidang studi dapat diajarkan di sekolah yang memiliki 200 orang lebih murid itu.

Kesulitan mendapatkan buku mata pelajaran ini diakui pula Pembina CLC Negeri Sabah dan Sarawak, Istiqlal. Ia mengatakan, telah beberapa kali berusaha mendapatkan bantuan buku mata pelajaran untuk semua bidang studi tapi sulit masuk di Malaysia.

Istiqlal yang juga Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) ini mengatakan, solusi terbaik menggunakan fotocopi hasil unduhan di internet. "Solusinya ya memfotocopi hasil download dari internet," ujar dia.

Kemudian, dia ungkapkan, beberapa kali mengajukan bantuan buku mata pelajaran untuk sekolah-sekolah anak TKI di perkebunan maupun non perkebunan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Tetapi memang sangat sulit memasukkan ke Malaysia karena akses yang terbatas dan melalui pemeriksaan ketat. Pemeriksaan oleh Pemerintah Malaysia karena dikhawatirkan buku-buku tersebut bermaterikan paham-paham radikal.

"Malaysia ini sangat melarang peredaran buku-buku yang berisi materi yang bernuansa paham-paham radikal," kata Istiqlal.

Baca juga: 114 guru segera didik anak Indonesia di Sabah

Baca juga: Anak TKI di Sabah kesulitan lanjutkan sekolah

Pewarta: Rusman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019