Cianjur (ANTARA) - Kapolres Cianjur AKBP Soliyah, menerapkan semangat perjuangan RA Kartini  dalam bekerja sehingga mampu membuktikan kinerja sebagai pimpinan perempuan yang tidak berbeda dengan pimpinan pria, dan bukan hanya sebagai pelengkap di tubuh Polri.

Ibu dari empat orang anak itu, mengatakan selama ini kinerja yang diberikannya untuk intsitusi lebih banyak berkaca pada prinsip RA Kartini yang menunjukkan keberadaan perempuan setara dengan pria dan bahkan dapat lebih baik.

"Mungkin teman-teman pewarta dan warga Cianjur yang dapat menilai apakah kinerja pimpinan perempuan lebih baik atau tidak. Meskipun sebagai perempuan dan menjadi pimpinan tugas dan fungsi saya tidak berbeda dengan pimpinan pria," katanya di Cianjur, Minggu.

Ia menilai, sosok Kartini-lah yang membangun kesetaraan perempuan dengan pria yang membuat banyak perempuan di Indonesia memiliki daya saing kuat. Terbukti dengan banyaknya menteri serta pimpinan institusi baik Polri/TNI dan institusi hukum lainyna dari kaum hawa yang menorehkan prestasi bagus.

Namun tutur dia, meskipun kesetaraan tersebut menciptakan perempuan hebat, tidak pernah melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga yang selalu meluangkan waktu untuk mengurus anak dan suami karena hal tersebut merupakan ibadah.

Soliyah yang aktif berbahasa Inggris dan jago menembak itu, tetap menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, walaupun waktunya tersita karena harus memantau jalannya Pemilu hingga tuntas.

"Tugas sebagai ibu rumah tangga sekarang tidak akan hilang meskipun tidak dapat bertemu langsung dengan anak dan suami, namun kecanggihan teknologi mendekatkan jarak tersebut, baik melalui telepon atau video call setiap hari selalu saya lakukan," katanya.

Sehingga pengawasan dan perhatian terhadap keluarga tetap terjaga dengan melakukan komunikasi melalui ponsel pintar, tidak menghambat kariernya sebagai pimpinan tertinggi di Mapolres Cianjur sejak satu setengah tahun yang lalu.

"Sudah tujuh bulan tidak bertemu langsung dengan anak-anak dan suami karena kami sama-sama jadi tahanan kota sejak tahapan pemilu dimulai. Namun resiko sebagai wanita karier tidak menjadikan kami melupakan kewajiban terhadap keluarga," katanya.

Ia menambahkan, semua yang dilakukannya berjalan dengan baik atas dasar ibadah pada bangsa, negara dan keluarga sehingga semua berjalan beriringan, sebagai mana contoh yang diberikan RA Kartini ketika mewujudkan cita-cita tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.

Baca juga: Sosiolog: pendidikan menjadi kunci perempuan untuk berdaya
Baca juga: Kaum perempuan diminta utamakan keluarga
Baca juga: Pegiat: emansipasi sudah banyak perubahan berkat dukungan pemerintah

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019