"Jadi untuk sementara, IPO BNI Syariah kami tinggalkan. Itu jadi alternatif kedua. Kami akan melakukan sedikit relaksasi perubahan," ujar Herry.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mungkin akan menunda rencana anak usahanya, BNI Syariah untuk melantai di bursa atau melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 2019.

"Memang ada rencana BNI Syariah untuk IPO, tapi kami pertimbangkan sendiri belum IPO pun sudah jadi BUKU III tahun ini," kata Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya BNI Syariah memang menargetkan tahun ini dapat masuk menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III. IPO disebut-sebut menjadi salah satu upaya yang dinilai paling potensial untuk menambah modal inti perseroan.

Bank BUKU III adalah bank yang memiliki modal inti minimal Rp5 triliun hingga Rp30 triliun. Modal inti BNI saat ini baru mencapai Rp4,2 triliun, alias butuh tambahan sekitar Rp800 miliar lagi untuk masuk ke BUKU III.

"Jadi untuk sementara, IPO BNI Syariah kami tinggalkan. Itu jadi alternatif kedua. Kami akan melakukan sedikit relaksasi perubahan," ujar Herry.

Saat ini, BNI merupakan pemilik 99,94 persen saham BNI Syariah, sisanya 0,06 persen dimiliki oleh PT BNI Life Insurance yang juga merupakan anak usaha BNI.

Selain IPO, BNI Syariah sebenarnya juga memiliki opsi rencana untuk menggandeng mitra strategis agar bisa masuk jadi bank BUKU III.

Denga menjadi perusahaan terbuka, sebenarnya BNI Syariah dapat meningkatkan valuasi di pasar serta perseroan akan lebih terkendali karena memiliki kewajiban untuk melaporkan kinerja kepada para pemegang saham.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019