Bengkulu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu bersama tim gabungan terus mencari tiga korban hilang terbawa banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Ujan Mas Jumat (26/4) malam.

"Ada empat orang yang hanyut, kemudian satu orang ditemukan warga Sabtu pagi sekitar jam 04.00 WIB setelah hilang pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB. Sedangkan tiga orang lainnya masih hilang dan dalam pencarian tim gabungan," ujar Kepala BPBD Kepahiang, Taufik saat ditemui di Desa Tanjung Dalam, Minggu.

Warga yang selamat tersebut kata dia, adalah petambak ikan di kawasan Danau Suro Bali atas nama Saripudin bin Abdul Muhtalib (43) warga Desa Suro Ilir,  saat ini yang bersangkutan sedang menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Kepahiang lantaran mengalami luka-luka yang cukup parah.

Sedangkan tiga orang lainnya yakni Kirno Santoso bin Sarni (35), warga Desa Suro Ilir dan Rohim (50), warga Simpang Kota Bingin, Kecamatan Merigi. serta satu lagi korban yang hilang pada Sabtu siang (27/4), ialah Taufik Hanuli (30), warga Desa Pagar Gunung, Kecamatan Kepahiang.

Korban hilang tersebut kata dia, saat ini masih dalam pencarian tim gabungan TNI/Polri, Basarnas, BPBD, PMI termasuk relawan dari kelompok mahasiswa IAIN Curup yang terus menyisir Sungai Musi guna menemukan ketiganya.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Kepahiang, Zamazami Zubir saat meninjau lokasi banjir di Desa Air Hitam dan Tanjung Dalam mengatakan, pemkab setempat telah menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari mulai 27 April hingga 3 Mei mendatang.

"Pemkab Kepahiang sudah menetapkan masa tanggal darurat selama tujuh hari, selain itu kami sudah menyiapkan dana darurat bencana alam sebesar Rp2 miliar, cuma tidak akan kita habiskan dan digunakan sesuai kebutuhan," ujarnya.

Sedangkan untuk pendataan jumlah korban warga yang terdampak bencana itu kata dia, sudah didata oleh instansi terkait dan masih dalam tahap perapian, baik yang ada di Desa Suro, Air Hitam dan Tanjung Dalam, termasuk juga melakukan pendataan ternak mati dan lahan pertanian yang mengalami kerusakan, terutama di Desa Air Hitam yang terdampak paling parah namun belum ada laporannya.

Pemkab Kepahiang tambah dia, telah mengupayakan penanganan bencana semaksimal mungkin dengan membuka akses transportasi menuju desa yang terdampak banjir, kemudian mendirikan dapur umum serta akan mengupayakan bantuan bagi petani yang mengalami gagal panen akibat sawah mereka rusak diterjang banjir.***3***
 

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019