Jakarta (ANTARA) - Pendidikan karakter bisa memperkuat imunitas atau kekebalan generasi milenial dari pengaruh virus intoleran dan radikalisme, kata pengamat pendidikan Darmaningtyas.

"Pendidikan karakter menjadi benteng untuk memfilter nilai, pandangan, dan sikap intoleran dan radikalisme yang dapat mengarah pada kekerasan dan terorisme," kata Darmaningtyas dikutip dari siaran pers di Jakarta, Jumat.

Radikalisme pada awalnya dipicu oleh sikap intoleran. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan toleransi kepada generasi milenial karena Indonesia terdiri atas beragam agama, adat, dan budaya.

Menurut dia, pendidikan karakter tidak identik dengan pendidikan agama sehingga solusinya bukan menambahkan jam atau mata pelajaran agama.

"Kesenian, sastra, olahraga, pramuka itu mestinya bisa menjadi wahana pendidikan karakter," tutur Darmaningtyas.

Dikatakannya, Indonesia mempunyai budaya melimpah, dan pendidikan karakter bisa berbasis budaya dan kearifan lokal di masing-masing daerah.

Di sisi lain, menurut Darmaningtyas, perlu dimunculkan tokoh-tokoh yang bisa menjadi panutan, dan itu dimulai dari orang-orang terdekat, terutama para pendidik.

"Pendidikan karakter itu percontohan, artinya tokoh atau figur seseorang yang bisa menjadi panutan. Kalau pendidiknya berkarakter tentu itu akan jauh lebih mudah dibandingkan jika pendidiknya tidak berkarakter," ujarnya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019