Jakarta (ANTARA) - Parsel atau bingkisan yang biasanya berisi makan yang akan diberikan kepada sanak saudara atau kerabat dekat menjelang Lebaran 2019 masih sepi dari pembeli karena banyak konsumen lebih memilih membeli parsel secara daring (online).

“Tidak seperti dahulu, sekarang ;kan sudah sepi, banyak yang jual 'online',” kata Linda, penjual parsel yang ditemui di Pasar Cikini, Selasa.

Linda mengatakan bahwa pihaknya sudah mencoba memasang iklan parselnya di media sosial, seperti Instagram. Akan tetapi, belum pernah memasang iklan di aplikasi belanja daring karena harus bayar.

“Yah, paling di IG, kalau di Tokopedia 'kan bayar, jadi belum pernah pasang,” ujar Linda.

Linda dan para penjual parsel lainnya sudah mulai berjualan parsel sejak hari ketiga Ramadan 1440 Hijriah. Akan tetapi, menurut dia, belum ada parsel yang keluar dan biasanya mulai ramai dicari pembeli pada minggu-minggu mendekati Lebaran.

“Kalau pada tahun ini, tidak tahu, belum ada yang keluar, biasanya pada minggu terakhir Ramadan baru mulai ramai,” ujar Linda.

Pengakuan yang sama disampaikan oleh Abot, pedagang parsel lainnya

"Sekarang, mah, masih sepi, nanti biasanya setelah pertengahan Ramadan atau seminggu menjelang Lebaran, baru mulai ramai," ucapnya.

Pedagang yang sudah berjualan parsel selama 10 tahun ini mengaku hanya berjualan parsel selama dua kali dalam setahun, yaitu menjelang Lebaran dan Natal.

Para penjual parsel di Cikini, yang dahulunya berjualan di Stasiun Cikini, sekarang pindah ke trotoar di samping Stasiun Cikini karena peraturan pemerintah yang melarang berjualan di stasiun.

Harga parsel yang dijual Abot bervariasi mulai harga Rp200 ribu sampai Rp1,2 juta untuk parsel makanan, dan Rp350 ribu sampaui dengan di atas Rp1 juta  untuk parsel kramik yang terdiri atas 6 cangkir dan 1 teko atau bisa disesuaikan tergantung oada pesanan mau keramik yang seperti apa.

Untuk harga parsel yang berisi kaligrafi, dibandrol dengan harga Rp350 ribu s.d. Rp3 juta.

Berbeda dengan Yuyung, penjual parsel ini sudah berhasil menjual beberapa parsel dagangannya kepada para langganannya yang biasa membeli parsel padanya setiap tahun.

“Paling kepada langganan saya yang sudah setiap tahun rutin pesan parsel sama saya,” ujar Yuyung.

Sama seperti para penjual parsel lainnya, Yuyung sudah berjualan parsel sejak awal bulan puasa dan biasanya tutup pada H-1 Lebaran.

“Saya sudah buka dari awal puasa. Biasanya, saya tutup sehari sebelum Lebaran, itu sudah harus bersih karena sudah ada perjanjian sama RW dan lurah," tambahnya.

Pewarta: Ganet Dirgantara danan Agus Saeful Iman
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019