New York (ANTARA) - Harga minyak turun pada perdagangan Jumat sore waktu setempat (Sabtu pagi) di tengah kekhawatiran atas permintaan global, karena investor menindaklanjuti kabar terbaru terkait ketegangan hubungan Amerika Serikat dan Iran.

Pada Kamis (16/5) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyerukan maximum restraint atau semua pihak dapat menahan diri dengan maksimal di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat serta wilayah Teluk.

Para pejabat senior Iran telah mengesampingkan kemungkinan perundingan dengan Amerika Serikat di bawah tekanan sanksi, menyebut sanksi AS sebagai "terorisme ekonomi, murni, dan sederhana."

Amerika Serikat telah meningkatkan tekanan terhadap Iran dengan menyebut Korps Pengawal Revolusi Islam Iran sebagai kelompok teror, memberlakukan larangan total pada ekspor minyak Iran, dan membangun kehadiran militernya di Kawasan Teluk.

Selain itu, menurut laporan perusahaan layanan energi AS Baker Hughes, jumlah pengebor minyak AS yang aktif turun tiga menjadi 802 dalam seminggu hingga 17 Mei, atau berarti penurunan tajam 42 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal itu menandai penurunan mingguan kedua berturut-turut dan juga terendah sejak Maret 2018.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 0,11 dolar AS menetap pada angka 62,76 dolar per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli turun 0,41 dolar menjadi ditutup pada 72,21 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca juga: Militer Iran: AS desak pembicaraan sambil "todongkan senjata" ke Iran
Baca juga: IRGC: Rudal Iran dengan mudah dapat jangkau kapal AS di Teluk

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019