Makassar (ANTARA) - Indonesian Youth Economic Forum (Isyef) point kembali diresmikan di Makassar, Sulawesi Selatan untuk mengembangkan ekonomi umat lewat masjid.

Peresmian Isyef Point ini dihadiri Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Syafruddin pada Khatam Fest sebagai kegiatan roadshow selama Ramadan di Masjid Raya Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

"Indonesia memiliki sekitar 800 ribu masjid. Kita dapat memanfaatkan kesempatan ini apabila dikelola dengan baik dan dapat menjadi kesempatan baik bagi pemuda Islam untuk belajar mengelola usaha," ungkap Syafruddin yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Dikatakan, bahwa pada zaman Rasulullah, masjid difungsikan untuk berbagai macam kegiatan. Mulai dari berdakwah, memutuskan keputusan strategis pemerintah, dan termasuk perputaran roda ekonomi.

“Mudah-mudahan apa yang menjadi niat baik kita dapat diijabah Allah SWT,” harap Syafruddin yang diikuti teriak aamiin oleh para undangan.

Sementara itu, Sekjen Isyef Provinsi Sulawesi Selatan, Ismail Bachtiar mengemukakan, Isyef Point ini untuk membangkitkan perekonomian umat dari masjid.

"Selain di Makassar, kegiatan serupa juga telah digelar di Banda Aceh, Medan, Bandung, Surabaya, dan akan dilanjutkan di Banjarmasin," ungkapnya.

Peresmian Isyef point yang menjadi bagian dari kegiatan roadshow DMI selama Ramadhan ini juga diwarnai dengan Khataman Al-Quran oleh Ustadz Taqy Malik.

Selain itu, juga digelar talkshow dengan tema membangun ekonomi berbasis masjid dengan narasumber antara lain, Ketua Isyef Sulawesi Selatan Ismail Bachtiar, Sekjen Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Andi Ashadiq, Ustadz Taqy Malik, perwakilan dari Agan Hanod Iriawan, dan perwakilan dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Fadli Ananda.

Selanjutnya, acara ditutup dengan buka puasa bersama dan shalat Magrib berjamaah.

Baca juga: DMI dorong pemberdayaan ekonomi berbasis masjid
Baca juga: Dewan Masjid Indonesia intensifkan pemberdayaan ekonomi umat
Baca juga: Wapres: Ekonomi Islam harus bangkit


Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019