Kedatangan pemudik pada H-5 mengalami penurunan 31 persen dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 8.136 orang.
Padang Pariaman, Sumbar (ANTARA) - Memasuki H-5 Idul Fitri 1440 Hijriah, pemudik yang menggunakan pesawat udara terus berdatangan di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman.

"Sepanjang H-5 jumlah pemudik yang tiba mencapai 6.429 orang diangkut 35 penerbangan," kata Humas PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Fendrick Sondra di Padang Pariaman, Sabtu (1/6).

Ia menyampaikan kedatangan pemudik pada H-5 mengalami penurunan 31 persen dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 8.136 orang.

Kemudian jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau pada H-5 mencapai 2.597 orang menggunakan 34 penerbangan.

Menyambut Mudik 2019 PT Angkasa Pura II membentuk posko mudik terpadu di Bandara Internasional Minangkabau yang beroperasi mulai H-7 hingga H+7 atau dari 29 Mei hingga 13 Juni 2019.

Posko mudik bekerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan mulai dari Polres Padang Pariaman, TNI, Kesehatan Pelabuhan, BMKG, Otoritas Bandara dan Airnav.

Ia memperkirakan puncak kepadatan akan terjadi pada 1 sampai 4 Juni 2019 untuk arus mudik.

Kendati demikian ia menyampaikan sejumlah maskapai sudah mengajukan penerbangan tambahan pada masa mudik Lebaran 2019.

Data sementara ada Batik Air, Garuda Indonesia dan Express Air dengan total 18 penerbangan tambahan, kata dia.

Selain membentuk posko monitoring, BIM juga telah menyiagakan petugas untuk melayani kedatangan dan keberangkatan pesawat yang siap untuk melayani selama 24 jam.

Semua unsur pelayanan akan menjalankan peran masing-masing di posko dan secara rutin akan dilakukan pembaharuan data penerbangan mulai dari jumlah penumpang hingga pesawat.

Sementara mulai H-5 Dinas Pariwisata Sumbar menyajikan kesenian khas daerah di BIM berupa alunan saluang dan gesekan rabab.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian mengatakan hiburan kesenian rakyat bagi pemudik itu akan disajikan setiap hari hingga H+4 Lebaran 2019.
"Saluang dan rabab kita pilih karena khas dan suaranya tidak terlalu keras sehingga semua bisa menikmati," ujar Oni.

Pada hari pertama banyak pemudik yang datang mengabadikan sajian khas itu dengan video di ponsel. Sebagian juga asik berswafoto.

Selain kesenian rakyat, pemudik juga akan disambut oleh Uda-Uni dari kabupaten/kota di Sumbar yang sekalian membagikan peta informasi destinasi wisata daerah yang bisa dikunjungi pemudik.

 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019