Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Pertamina menyebut penggunaan bahan bakar minyak atau gasoline nonsubsidi saat ini jauh lebih tinggi dibanding bahan bakar bersubsidi, mengacu data serapan BBM jenis Pertamax, pertalite dan premium selama kurun Ramadhan dan Idul Fitri 2019.

"Ini menunjukkan masyarakat sudah banyak yang memilih BBM berkualitas dengan RON tinggi, karena lebih mendukung performa kendaraan tetap prima selama perjalanan mudik," kata Unit Manager Communication & CSR MOR V, Rustam Aji dalam siaran pers diterima ANTARA, Senin.

Ia menunjukkan data selama periode masa tugas Satuan Tugas (Satgas) Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) Pertamina tahun 2019 yang berakhir 21 Juni, tercatat kenaikan tertinggi gasoline terjadi pada produk jenis pertamax sebesar 27 persen, disusul pertamax turbo 20 persen, serta premium 17 persen dan pertalite 13 persen.

Rustam menyatakan secara keseluruhan konsumsi bahan bakar jenis gasoline di Jawa Timur selama masa satgas mengalami peningkatan sebesar 16 persen dari rata-rata harian yang sekitar 12.900 KL (kiloliter) menjadi 15.000 KL.

"Kami bersyukur untuk kinerja pejuang energi Satgas RAFI 2019 di MOR V yang kompak, saling bahu membahu, memastikan energi bisa dinikmati oleh masyarakat selama masa satgas. Tentu masih ada yang harus dievaluasi dan ditingkatkan, tapi kami juga bangga atas apa yang telah dicapai," ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi pada konsumen yang telah memilih produk-produk berkualitas Pertamina.

Baca juga: Konsumsi pertamax Jawa Timur naik 14 persen

Sementara untuk jenis Gasoil, lanjut Rustam, selama periode yang sama justru mengalami penurunan sekitar 4 persen, karena banyak industri yang menghentikan operasi kendaraannya selama masa mudik.

Namun demikian, serapan pertamina dex yang dikonsumsi kendaraan pribadi, tetap mengalami kenaikan hingga 17 persen.

"Selain gasoil, konsumsi avtur di DPPU Juanda selama masa Satgas juga mengalami penurunan, 11 persen di bawah rata-rata harian normal," ujar Rustam.

Pada kondisi normal, rata-rata harian avtur yang sekitar 970 KL menjadi 865 KL.

"Namun pada saat puncak mudik, di Juanda sempat ada kenaikan penjualan Avtur sebesar 22 persen pada 30 Mei 2019. Pada hari itu penyaluran avtur mencapai 1.180 KL," papar Rustam.

Selain layanan BBM, Pertamina juga mencatat adanya kenaikan untuk penyaluran elpiji bersubsidi (PSO/public service obligation) di Jatim selama masa Satgas yang naik sebesar 7 persen dibandingkan rata-rata kondisi normal.

Pada kondisi normal, penyaluran elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram di Jatim sebesar 3.780 MT atau sekitar 1,26 juta tabung per hari.

"Kenaikan penyaluran elpiji 3 kilogram di Jatim terjadi pada H-2 Lebaran, dengan penyaluran setara 1,5 juta tabung, naik 21 persen dari normal," ujar Rustam Aji.

Sejak Mei Pertamina MOR V sudah melakukan penambahan fakultatif untuk memenuhi kebutuhan LPG masyarakat selama menjalankan ibadah puasa.

Begitu juga di Bulan Juni, Pertamina sudah salurkan lebih banyak dari biasanya sebagai antisipasi tradisi mudik, dan juga Lebaran Ketupat di beberapa wilayah.

Meskipun penyaluran sebagian produk tercatat naik, namun stok BBM, Avtur, dan LPG hingga saat ini masih terpantau aman.

"Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak sehingga pelayanan energi pada masa Ramadhan dan Idul Fitri berjalan lancar. Apabila masyarakat membutuhkan informasi lebih detil atau hendak memberikan masukan, dapat menghubungi 'Pertamina Call Center' di (nomor telepon) 135," kata Rustam.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019