Palu (ANTARA) - Kasus pembunuhan Tamar (50) dan putranya Patmar alias Patte (27), di Kabupaten Parigi Moutong terjadi dalam wilayah Operasi Tinombala, namun pelakunya belum dipastikan apakah para pelaku terorisme yang sedang diburu oleh Satgas Operasi Tinombala di Poso dan Parigi Moutong.

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Didik Supranoto kepada pers, di Palu, Rabu, mengakui tempat terjadi pembunuhan ayah dan anak ini adalah Dusun Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Selasa (25/6) dan itu masuk dalam wilayah operasi Satgas Tinombala.

Satgas Tinombala yang terdiri atas personel kepolisian dan TNI hingga kini masih terus melakukan operasi memburu sisa-sisa anggota kelompok sipil bersenjata yang masih berada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso yang selalu melakukan aksi teror terhadap masyarakat dan aparat.

"Kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelaku dalam kasus pembunuhan ini," kata Didik, dan menambahkan bahwa pihaknya tidak mau menduga-duga atau berspekulasi siapa dalang pembunuhan kedua warga itu.

Menurut Didik, kedua jenazah korban saat ini berada di Rumah Sakit Umum Parigi dan hasil visum ditemukan sejumlah tanda-tanda kekerasan baik benda tumpul maupun benda tajam di tubuh kedua korban yang diduga sebagai penyebab kematian mereka.

Kedua korban ditemukan warga dan aparat sekitar 20 meter dari pondok di kebun milik korban di wilayah Pegunungan Batu Tiga, Desa Tindaki, Kecamatan Parigi Selatan, Selasa (25/6) pagi.

Keterangan saksi, pada hari Senin (24/6), sekitar pukul 07.00 WITA, kedua korban bersama dua warga (saksi) berangkat ke kebun yang berada di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tindaki, Kecamatan Parigi Selatan.

Namun mereka hendak pulang ke kampung pada sekitar pukul 15.30 WITA, dua saksi itu mencari kedua korban namun tidak ditemukan di kebunnya.

Kedua saksi itu, kata Didik, pulang dan melaporkan kepada warga untuk melakukan pencarian, dan sampai malam sekitar pukul 23.00 WITA ditunggu kedua korban belum juga pulang.

"Keesokan harinya sebanyak 19 orang bersama aparat kembali melakukan pencarian di kebun korban, dan menemukan korban kurang lebih 20 meter dari pondoknya sudah dalam keadaan meninggal dunia,” katanya lagi.

Didik berharap masyarakat tetap tenang dan mempercayakan kepada petugas kepolisian untuk mengungkap kasus pembunuhan ayah dan anak tersebut.

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019