Apa pun yang kurang dari itu akan mengarah pada reaksi besar ke arah yang berlawanan
Tokyo (ANTARA) - Kurs dolar AS bergerak dikisaran sempit di perdagangan Asia pada Jumat pagi, karena investor menunggu pertemuan penting antara pemimpin Amerika Serikat dan China di pertemuan puncak Kelompok 20 selama akhir pekan, untuk tanda-tanda kemajuan mengakhiri perang dagang mereka yang memanas.

Suasana membaik hari sebelumnya setelah South China Morning Post mengatakan Washington dan Beijing membuat perjanjian yang akan membantu mencegah putaran tarif berikutnya pada tambahan impor dari China senilai 300 miliar dalar AS.

Negosiasi antara dua ekonomi terbesar di dunia telah penuh, sehingga para pedagang dan analis memperingatkan bahwa resolusi pada KTT G20 masih jauh dari pasti. Namun, pasar tampaknya berpegang pada harapan kemajuan dalam pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 di kota Osaka, Jepang barat.

Itu tercermin dalam pelonggaran penghindaran risiko karena saham-saham AS naik dan imbal hasil surat utang pemerintah bergeser lebih rendah.

Trump diatur untuk mengadakan pembicaraan perdagangan yang banyak ditunggu-tunggu dengan Xi pukul 11.30 pagi (02.30 GMT) pada Sabtu (29/6/2019)

"Pergerakan pasar menunjukkan ada sedikit kekhawatiran tentang pertemuan AS-China, tetapi hasil pertemuan yang sesuai dengan harapan akan mendorong dolar dan aset berisiko lebih tinggi," kata Junichi Ishikawa, ahli strategi valuta asing senior di IG Securities.

"Apa pun yang kurang dari itu akan mengarah pada reaksi besar ke arah yang berlawanan."

Dolar diperdagangkan pada 107,73 yen, sedikit berubah pada hari ini tetapi di jalur untuk kenaikan 0,4 persen minggu ini karena greenback melonjak dari level terendah lima bulan di 106,77 yen yang dicapai pada Selasa (25/6/2019).

Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 96,195, turun 0,3 persen pada minggu ini.

Amerika Serikat dan China telah memberlakukan tarif hingga 25 persen untuk ratusan miliar dolar dari barang masing-masing dalam perselisihan tentang praktik perdagangan China yang telah berlangsung hampir setahun.

Perang dagang yang berlarut-larut telah memperlambat pertumbuhan global dan mendorong banyak bank sentral ke arah pemotongan suku bunga untuk mendukung ekonomi mereka. Setiap tanda perang dagang akan berakhir, akan menjadi dorongan signifikan bagi prospek ekonomi global.

Euro terakhir diperdagangkan pada 1,1370 dolar AS, tidak berubah pada minggu ini. Namun, analis mengatakan sentimen pada mata uang tunggal tetap lemah karena spekulasi Bank Sentral Eropa (ECB) akan melonggarkan kebijakan moneter.

Setiap pelemahan dalam data inflasi Juni untuk zona euro, ditetapkan akan dirilis pada Jumat nanti, akan mendukung argumen untuk pelonggaran moneter. Pada Mei, inflasi inti melambat tajam.

Sterling tidak berubah pada 1,2670 dolar AS, di jalur untuk penurunan 0,6 persen minggu ini karena ketidakpastian tentang siapa yang akan menjadi perdana menteri Inggris berikutnya, dan di tengah kekhawatiran tentang apakah negara akan dapat menghindari keluar tanpa kesepakatan dari Uni Eropa.

Baca juga: Dolar AS sedikit melemah di tengah data ekonomi beragam
Baca juga: Menguat, dolar di Tokyo diperdagangkan di paruh atas 107 yen
Baca juga: Yuan China menguat 31 basis poin terhadap dolar AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019