London (ANTARA) - Iran pada Jumat mengatakan pertemuan di Wina antara penandatangan kesepakatan nuklir yang masih bertahan adalah "peluang terakhir" untuk menyelamatkan kesepakatan itu, setelah AS keluar tahun lalu, dan memperingatkan Teheran takkan menerima penyelesaian "palsu" bagi sanksi AS.

Iran mengancam akan melampaui jumlah maksimal produksi uranium yang diperkaya yang diperkenankan  sesuai kesepakatan, sebagai pembalasan atas sanksi ekonomi AS yang melumpuhkan yang diberlakukan tahun lalu.
Baca juga: Iran seru pertemuan komisi untuk bahas sanksi AS

Berselang beberapa hari lagi dari batas itu, kata beberapa diplomat, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. Melampaui batas itu dapat mengurai kepsekatan tersebut.

Pejabat senior dari Iran dan pihak yang tersisa dalam kesepakatan itu dijadwalkan bertemu dengan tujuan menyelamatkan kesepakatan tersebut. Tapi negara Eropa membatasi kemampuan mereka untuk membentengi ekonomi Iran dari sanksi AS, dan tidak jelas apa yang dapat mereka lakukan untuk memberi "durian runtuh" pada ekonomi yang diinginkan Iran.
Baca juga: Pertemuan pertama bahas isi perjanjian nuklir berakhir
Pada Jumat, Kantor Berita Iran, Fars, mengutip keterangan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi, melaporkan, "Saya kira pertemuan ini dapat menjadi peluang terakhir bua pihak yang tersisa ... untuk berkumpul dan melihat bagaimana mereka dapat memenuhi komitmen mereka ke arah Iran."

Mousavi mengatakan meskipun mendukung pendirian Iran dalam beberapa pernyataan, penandatangan yang masih bertahan --Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia-- telah gagal melakukan tindakan apa pun.

Sumber: Reuters
Baca juga: Iran sebut akan lewati batas pengayaan uranium dalam 10 hari

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019