Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menawarkan investasi minyak dan gas bumi (migas) khususnya SPBU kepada Uni Emirat Arab (UEA).

Jonan mengatakan setidaknya masih dibutuhkan 500 SPBU untuk ditempatkan di daerah-daerah, berdasarkan keterangan yang dihimpun Antara di Jakarta, Jumat.

Jonan menerima kunjungan kemitraan delegasi Uni Emirat Arab, Menteri Energi dan Industri Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei untuk melakukan pertemuan kerjasama ekonomi bilateral dengan pejabat Kementerian ESDM sebagai tindak lanjut Joint Economic Task Force antarkedua negara.

"Kunjungan delegasi PEA merupakan bagian penting dari kerja sama sektor energi dan sektor strategis lainnya. Kami harap relasi ini terjalin dengan baik sehingga mampu memberikan dampak positif bagi potensi investasi untuk masing-masing negara," kata Kepala Biro Komunikasi dan Kerjasama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi.

"Bapak Menteri menyampaikan bahwa kerjasama ini tak hanya untuk peningkatan investasi dan perdagangan bilateral, tetapi dibutuhkan juga peningkatan hubungan people to people," tambah Agung.

Peluang kerja sama dengan UEA menjadi penting mengingat Indonesia sedang giat mengembangkan infrastruktur dan berencana untuk melelang sejumlah konsesi proyek infrakstruktur kepada pihak asing agar dapat lebih berkembang dan kompetitif.

Selanjutnya, Menteri Suhail mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan dan keramah-tamahan Kementerian ESDM sebagai tuan rumah, dan memaparkan sejumlah keinginan untuk investasi di Indonesia.

Menteri Suhail memandang bahwa sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan salah satu anggota G20, Indonesia merupakan mitra kerja sama dengan peluang ekonomi yang strategis, serta akan mendukung pengembangan infrastruktur Indonesia.

Minat investasi UEA di Indonesia terutama di sektor energi, pariwisata, serta pembangunan infrastruktur. Di bidang energi, Menteri Jonan menawarkan investasi migas khususnya pembangunan SPBU, mengingat jumlahnya di Indonesia masih terbatasnya di sejumlah daerah dan dibutuhkan lebih dari 500 SPBU.

Pertemuan tersebut juga sempat membahas peluang investasi yang telah dibahas sebelumnya, seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (Floating Solar Photovoltaic Power Plant) di Cirata, Jawa Barat.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi energi (EBTKE) menambahkan bahwa proyek ini merupakan PLTS terapung pertama di Indonesia dengan nilai investasi sekitar 150-200 juta dolar AS berkapasitas 145 MW. Saat ini progress PLTS terapung tersebut yaitu pencarian partner yang nantinya bersama PJB akan membangun PLTS tersebut, termasuk Masdar dan peserta pra-kualifikasi lainnya. Batas waktu penyampaian proposal sebagai partner yaitu 12 Juli 2019. Selanjutnya diharapkan tanggal 19 Agustus 2019 akan ditetapkan pemenangnya.

Selain itu, di sektor transportasi, terdapat sejumlah hal yang sangat menarik ditindaklanjuti sebagai kerja sama, seperti peningkatan frekuensi penerbangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.

Menteri Suhail juga menyatakan ketertarikan UEA untuk menambah kerja sama penerbangan komersil. Saat ini Indonesia juga sedang giat mengembangkan infrastruktur dan berencana untuk melelang sejumlah konsesi proyek infrakstruktur kepada pihak asing agar dapat lebih berkembang dan kompetitif, seperti pembangunan jalan tol.


Baca juga: Aramco tertarik investasi industri hilir migas Indonesia
Baca juga: Menteri ESDM dorong China tingkatkan investasi migas
Baca juga: Menteri Perdagangan Jepang undang Jonan bahas investasi EBT

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019