Beijing (ANTARA) - Lebih dari 20 tenaga kerja Indonesia di Hong Kong menderita berbagai penyakit sehingga membutuhkan perawatan secara intensif.

Menurut keterangan tertulis dari Konsulat Jenderal RI di Hong Kong yang dikirimkan kepada Antara di Beijing, China, Jumat, berbagai penyakit yang dialami para TKI, di antaranya stroke, jantung, kanker, dan gangguan kejiwaan.

KJRI secara berkala memfasilitasi komunikasi para pekerja migran Indonesia (PMI) itu dengan pihak keluarga, dokter dan perawat, pekerja sosial, agen penyalur tenaga kerja, majikan, dan instansi terkait Hong Kong lainnya

"Penanganan PMI sakit merupakan bagian dari tugas KJRI terkait pelayanan dan perlindungan WNI di Hong Kong," kata Pelaksana Konsul Jenderal RI di Hong Kong Mandala S Purba.

KJRI Hong Kong juga telah membantu dan memfasilitasi pemulangan dua TKI atas nama Deni Ismiati dan Miratun.

Baca juga: Pengadilan Hong Kong bebaskan WNI narkoba setelah penahanan dua tahun

Didampingi Konsul Kepolisian KJRI Hong Kong dan seorang staf KJRI, kedua TKI yang sakit itu telah tiba di Jawa Timur dan langsung diserahterimakan kepada pihak keluarga dengan didampingi BP3TKI dan LP3TKI Kota Surabaya, Kamis (4/7/2019).

Deni Ismiati, merupakan mantan TKI Taiwan yang menderita gangguan kesehatan pada saat transit di Hong Kong dalam perjalanan menuju Tanah Air pada akhir Mei lalu.

Setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Kwai Chung, Deni diizinkan pulang ke kampung halamannya.

Sementara Miratun yang sudah enam tahun bekerja di Hong Kong terkena stroke sejak April lalu. Setelah dokter menyatakan kondisi TKI tersebut stabil, maka diizinkan pulang ke Tanah Air.

KJRI juga telah membantu pemberian hak-hak pribadi dan hak ketenagakerjaan para TKI, termasuk gaji, oleh pengguna jasa TKI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca juga: 10 ABK Indonesia terdampar di Hong Kong gara-gara badai

"Tidak sedikit PMI yang sakit cukup berat pada saat bekerja di Hong Kong," kata Mandala.

Oleh sebab itu, dia mengingatkan kepada para TKI di Hong Kong agar selalu memperhatikan masalah kesehatan.

"Tubuh dan jiwa yang sehat adalah aset utama dalam bekerja," ujarnya.

Ia juga meminta agar para TKI lainnya dapat melaporkan kepada KJRI apabila mengetahui ada rekannya yang sakit dan dirawat di rumah sakit.

"Dengan begitu, KJRI dapat cepat membantu mengontak keluarga dan berkoordinasi dengan agen untuk penanganan lebih lanjut," kata Mandala. 

Baca juga: Unjuk rasa di Hong Kong tak berdampak terhadap TKI

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019