Surabaya (ANTARA) - Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menilai ditunjuknya Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bisa mempermudah peluang Whisnu Sakti Buana maju sebagai cawali di Pilkada Surabaya 2020.

"Cak Awi (Adi Sutarwijono) selama ini dikenal punya komunikasi publik yang bagus dan saya percaya beliau bisa menjembatasi kepentingan faksi-faksi di internal PDI Perjuangan," kata Surokim Abdussalam kepada ANTARA di Surabaya, Senin.

Baca juga: Cawali Surabaya Independen Sholeh targetkan 135 ribu KTP empat bulan

Baca juga: M. Machmud punya modal elektoral maju Pilkada Surabaya 2020

Baca juga: Pengamat: belum tepat pilih birokrat sebagai cawali Surabaya


Diketahui Adi Sutarwijono ditunjuk DPP PDIP sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya dalam Konfercab serentak yang digelar di Surabaya pada Minggu (7/6) menggantikan Whisnu Sakti Buana yang sudah dua periode menjabat sebagai ketua DPC PDIP Surabaya.

Selama ini, lanjut dia, relasi Awi dengan Wishnu bisa dibilang baik dan harmonis. Menurut dia, semua orang tahu kekuatan PDIP di Surabaya khususnya di struktural partai selama ini cukup kuat berhadap-hadapan antara faksi Bambang Dwi Hartono (Ketua Bappilu DPP PDIP) dan Wishnu Sakti Buana.

"Melihat kemampuan Cak Awi, saya percaya beliau bisa mengelola faksi-faksi itu fungsional untuk PDIP Surabaya," kata Dekan Fakultas Ilmu sosial dan ilmu budaya Universitas Trunojoyo Madura ini.

Ia menilai Cak Awi punya kapasitas komunikasi publik yang elegan. Jadi selain senior Cak Awi juga bisa paham psikologis massa. Dalam situasi seperti ini, ia melihat Cak Awi elegan dan cerdik memberi reaksi.

"Itu saya pikir juga nilai plus untuk beliau. Saya percaya beliau punya kapasitas untuk mengelola dan mengendalikan faksi-faksi yang ada di PDIP Surabaya," ujarnya.

Menurutnya, akan kian dinamis perkembangan calon yang diusung PDIP untuk Pilkada Surabaya 2929. Jika selama ini faksi Wishnu di atas angin, maka perkembangan ini tentu menujukkan bahwa faksi yang lain juga masih punya peluang yang sama.

Bahkan jika mengacu pada proses penugasan ketua oleh DPP kian mengukuhkan bahwa DPP adalah super power dan final di PDIP. Artinya, lanjut dia, disamping usulan faksi-faksi yang ada di PDIP ada calon yang juga patut dihitung yaitu calon DPP.

"Siapa yang paling kuat bisa meyakinkan Ketua Umum DPP Megawati, maka calon itu yang punya peluang besar. Ibarat ring tinju saat ini kelas yang bertanding relatif sama kekuatan antarfaksi berimbang," ujarnya.

Selama ini, lanjut dia, apapun prahara di PDIP jika Megawati yang berfatwa biasanya selesai dan aman. Dengan dingin dan elagan maka upaya untuk memengaruhi keputusan Megawati terkait dengan kader organik terbaik akan lebih rasional dengan mendasarkan pada hasil survei kredibel untuk Pilkada Surabaya sehingga tetap bisa mempertimbangkan elektabilitas Wishnu.

"Jika over reaktif dan tidak legowo saya khawatir posisi Wishnu akan kian terjepit dan tidak diuntungkan. Siapa tahu DPP juga dengan menguji reaksi Wishnu. Maka saya berharap Wishnu dan bisa khusnudlon dulu, siapa tahu maksudnya DPP selain untuk regenerasi juga biar Wishnu fokus untuk persiapan Pilkada Surabaya," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019