Jakarta (ANTARA News) - Yolanda, staf marketing di salah satu perusahaan perumahan (real estat), tampak memanfaatkan komputer jinjing (laptop)-nya saat berpromosi kepada sepasang suami istri yang berminat membeli rumah. Setiap kali memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan kliennya itu, Yolanda terlihat lancar berbicara sambil jemarinya memainkan tetikus (mouse) di laptop yang menyajikan sejumlah data bergambar, termasuk peta digital. "Aplikasi peta digital khusus real estat ini memudahkan marketing perusahaan kami, mulai dari proses perencanaan promosi sampai dengan transaksi untuk klien. Kami pun menjadi lebih lancar menjawab pertanyaan sekaligus memberikan informasi yang akurat kepada mereka," ujar perempuan yang mengaku sudah empat tahun berkecimpung di dunia pemasaran real estat tersebut. Sementara itu, Haryanto dan Chika --pasangan suami istri yang dilayani Yolanda-- mengemukakan bahwa pemanfaatan peta digital real estat membuat mereka lebih mendapatkan kepastian informasi mengenai status lokasi, lahan/tanah, dan sejumlah urusan administrasi lainnya. "Satu hal penting untuk membeli rumah, yang menjadi investasi penting keluarga, adalah kepastian informasi semacam ini. Saya baru tahu kalau ada teknologi peta digital yang relatif bisa memberikan informasi lebih terinci, baik sebelum ataupun sesudah kunjungan ke lokasi rumah yang diminati," ujar Haryanto, eksekutif di salah satu perusahaan rekayasa mekanik di Jakarta. Teknologi Infomasi (TI) yang dimanfaatkan dalam aplikasi sistem manajemen real estat secara umum dapat menggabungkan sejumlah modul mulai dari Program Pembangunan Lingkungan dan Pemukiman (P2LP), penjualan, perencanaan pekerjaan hingga pertanahan disertai aplikasi peta digital maupun Sistem Informasi Geografi (Geographical Information System/GIS). Agung Prabowo (agung.prabowo@maxxima-technology.com), praktisi/pembuat aplikasi sistem manajemen dan GIS maupun peta digital real estat, mengemukakan bahwa pada prinsipnya pemanfaatan TI, termasuk di bidang perumahan, adalah memberikan kemudahan akses informasi secara terinci bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. "Pada prinsipnya pihak pengembang real estat ingin memberikan informasi selengkap mungkin kepada kliennya, sedangkan pihak pembeli tentunya selalu menginginkan kepastian menyangkut keamanan dan kenyamanan saat bertransaksi untuk bermukim di real estat pilihannya," kata Direktur PT Maxxima Innovative Engineering (http://www.maxxima-technology.com), perusahaan penyedia jasa peta digital, GIS, simulasi tempur, dan sejumlah aplikasi bisnis. GIS adalah aplikasi komputer untuk memasukkan, menata, mengolah dan memaparkan data yang memiliki referensi ruang, termasuk data peta digital. GIS meliputi banyak sektor kepentingan, antara lain analisis lingkungan hidup, optimasi jalur lalu lintas, perencanaan wilayah, manajemen pengembangan fasilitas umum, dan riset pasar. Bahkan, GIS dapat digabungkan dengan data tematik yang belum terdapat pada peta rupa bumi, misalnya data kependudukan, lalu lintas, dan jalur hijau. Oleh karena itu, Agung yang alumni Departemen Informatika (Computer Science) di Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, aplikasi sistem manajemen real estat berteknologi GIS sangat memudahkan bagi pengembang maupun pembeli rumah, karena akses informasinya dapat diaktualkan sesuai kebutuhan dan keinginan mereka. Apalagi, GIS secara umum juga dapat menjadi alat bantu mengetahui data kependudukan, manajemen pengembangan fasilitas umum dan riset pasar. "Dengan kata lain, banyak keputusan bisnis yang penting, juga di bidang real estat, dapat diambil dengan memanfaatkan aplikasi berteknologi GIS," kata Agung Prabowo, yang juga mengelola laman (situs Internet) di http://www.digitalcartes.com untuk layanan piranti peta digital dan GIS. Pemegang lisensi ESRI, pengembang aplikasi peta digital dan GIS terbesar sedunia, itu menjelaskan bahwa pengembang (developer) real estat dimungkinkan pula membuka akses aplikasi administrasinya untuk informasi tertentu kepada publik secara lebih luas di Internet. Bahkan, pengembang real estat juga dapat bekerjasama dengan berbagai instansi terkait, seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan pemerintah daerah yang sudah memanfaatkan sistem database secara online. Agung menyatakan bahwa teknologi digital online memungkinkan pula aplikasi manajemen real estat diakses secara mobile menggunakan telepon seluler jenis cerdas (smart-phone) dan komputer saku (Personal Digital Assistant/PDA). Pengembang real estat pun dapat melengkapi informasi perumahannya dengan citra satelit serupa foto beresolusi tinggi hingga berukuran di atas 65 centimeter (cm) dan atau berskala mencapai 1:5.000. "Dalam hal ini, pengembang real estat bisa memudahkan proses transaksi bagi staf marketingnya maupun klien," demikian Agung Prabowo. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008