Jakarta (ANTARA) - ASEAN Contemporary Dance Festival (ACDF) yang mempertemukan para penari dari negara-negara Asia Tenggara akan digelar di Yogyakarta pada 12 Juli 2019.

Acara ini diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN .

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadjamuddin Ramly pada Jumat di Yogyakarta mengatakan ajang unjuk pertunjukan dan dialog mengenai dunia tari kontemporer tingkat regional ini melibatkan 10 delegasi negara ASEAN, antara lain yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

"Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan acara karena memiliki jejak sejarah panjang dan kontribusi berkesinambungan dalam penciptaan dan pengembangan kebudayaan, tidak hanya bagi Indonesia namun juga secara kawasan," kata dia.

Terlebih lagi, Yogyakarta telah ditetapkan sebagai Kota Budaya ASEAN (ASEAN City of Culture) untuk periode tahun 2018 hingga 2020 pada Sidang Menteri-menteri Kebudayaan se-ASEAN ke-8 tahun lalu.

Nadjamuddin Ramly mengatakan kebudayaan merupakan salah satu pilar yang penting dalam upaya negara-negara anggota ASEAN untuk memperkuat solidaritas dan meningkatkan
sikap saling memahami sebagai satu komunitas bersama.

"Melalui perhelatan ACDF ini, kita semua yang terlibat diharapkan mampu menghasilkan gagasan dan terobosan yang menarik dalam upaya pemerintah, komunitas, dan para seniman di 10 negara anggota ASEAN untuk memajukan kebudayaan khususnya dalam bentuk seni tari," kata dia.

ebih jauh, Nadjamuddin menjelaskan bahwa pelaksanaan acara ini juga merupakan bagian dari perwujudan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang mengamanatkan pemerintah Indonesia untuk berperan aktif dalam meningkatkan kerja sama internasional di bidang kebudayaan dan memperkokoh ekosistem kebudayaan baik di dalam negeri maupun antar negara.

Melalui festival ini, seluruh peserta delegasi dari 10 negara ASEAN dapat untuk saling bertukar wawasan dan pengalaman dalam pengembangan tari kontemporer di negara masing-masing.

Tari kontemporer di wilayah ASEAN diharapkan tetap berpijak pada kekuatan budaya yaitu mengembangkan budaya yang sudah ada di setiap negara dalam bentuk karya tari yang lebih modern.

Festival ini juga bertujuan untuk memperkenalkan ASEAN pada masyarakat Indonesia secara luas khususnya generasi muda.

Baca juga: Yogyakarta ditetapkan sebagai Kota Kebudayaan ASEAN

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019