pada jalur mandiri ini kami hanya mencari 253 mahasiswa baru
Denpasar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia Denpasar menjamin tidak ada "jual beli" kursi dalam seleksi jalur mandiri penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020, meskipun pelaksanaannya berdasarkan otoritas pimpinan lembaga.

"Semua melalui tes, seleksi yang transparan. Tidak ada itu yang namanya titipan atau apalah," kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes, di sela-sela memantau jalannya tes tulis seleksi jalur mandiri mahasiswa baru, di ISI Denpasar, Selasa.

Dalam seleksi ini, sebanyak 477 calon mahasiswa baru akan bersaing ketat merebut 253 kursi yang tersisa dari total kuota di ISI Denpasar. Tahapan seleksi jalur mandiri akan dirangkaikan dengan tes wawancara pada Rabu (17/7) dan tes praktik untuk program studi tertentu pada Kamis (18/7). Sementara pengumuman hasil seleksi akan disampaikan pada 30 Juli mendatang.

Menurut dia, dengan diterapkannya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) beberapa bulan sebelum Jalur Mandiri, jumlah peminat dan serapan daerah asal mahasiswa baru yang masuk ke institut seni negeri itu makin meluas.

Menariknya, sebagian besar mahasiswa baru berasal dari kantong-kantong transmigran di berbagai wilayah di Nusantara.

Artayasa menambahkan, SNMPTN dan SBMPTN juga memberi peluang warga Bali di daerah transmigran untuk memperdalam budaya Bali, selanjutnya akan dikembangkan di tempat tinggalnya.

"Mulai banyak mahasiswa baru (dari kantong transmigran) yang melamar ke ISI Denpasar. Kalau sebelum seleksi nasional, mahasiswa yang mendominasi dari Bali, Lombok dan sedikit dari Jawa Timur," ujarnya.

Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja sama ISI Denpasar Drs I Gusti Bagus Priatmaka MM menambahkan ISI Denpasar memiliki daya tampung sebanyak 500 orang untuk jenjang sarjana dan 90 orang untuk sarjana terapan (D-IV).

"Pada jalur mandiri ini kami hanya mencari 253 mahasiswa baru. Jumlah itu untuk memenuhi sisa kuota dari jalur SNMPTN dan SBMPTN," kata Priatmaka didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM itu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Priatmaka mengatakan peminat Program Studi Pedalangan dan Kriya, masih minim. Walaupun demikian, ISI Denpasar tetap memberikan pelayanan maksimal terhadap jurusan langka peminat karena memang kampus setempat memiliki fungsi pelestarian.

Sedangkan jurusan Desain Komunikasi Visual dan Interior pada Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) masih menjadi primadona. "Tren ini sudah terjadi jauh sebelum isu Revolusi Industri 4.0 digaungkan," ujarnya.

Baca juga: Ratusan mahasiswa ISI Denpasar akan tampil di PKB 2019
Baca juga: Mahasiswa ISI Denpasar ajak anak autistik melukis kaos
Baca juga: Universitas di Korea Selatan Jalin Kerja Sama dengan ISI Denpasar

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019