Tidak ada laporan kecelakaan pendakian sampai sekarang ini. Begitu juga dengan pembatalan oleh wisatawan yang sudah memesan tiket secara online
Mataram (ANTARA) - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mencatat sebanyak 2.094 turis asing melakukan pendakian sejak dibukanya aktivitas wisata tersebut pada 14 Juni 2019, setelah sebelumnya sempat ditutup akibat rentetan gempa bumi pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018.

"Jumlah tersebut sebenarnya belum sesuai target kami karena masih ada kuota yang kosong pada hari-hari tertentu di beberapa pintu masuk jalur pendakian," kata Kepala BTNGR, Sudiyono, ketika dihubungi dari Mataram, Selasa.

Selain turis asing, kata dia, para pendaki juga ada yang berasal dari warga lokal dan berbagai daerah di Indonesia. Jumlah wisatawan domestik yang melakukan pendakian sejak 14 Juni hingga 15 Juli 2019, sebanyak 748 orang.

Dengan demikian, total jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang melakukan pendakian dalam satu bulan sebanyak 2.842 orang.

Ribuan orang wisatawan asing dan domestik tersebut ada yang melakukan pendakian melalui pintu masuk Senaru di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak 2.000 orang, terdiri atas wisatawan asing 1937 orang, sedangkan wisatawan domestik 63 orang..

Selain itu, pintu masuk jalur pendakian Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, sebanyak 453 orang, terdiri atas turis asing 61 orang, dan domestik 392 orang.

Sementara yang melalui pintu masuk jalur pendakian Timbanuh di Kabupaten Lombok Timur, sebanyak 283 orang, terdiri atas turis asing 48 orang, dan wisatawan domestik 235 orang. Sedangkan di pintu masuk jalur pendakian Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah, sebanyak 106 orang, terdiri atas turis asing 48 orang, dan turis lokal 58 orang.

"Jumlah pendaki yang masuk melalui Senaru paling banyak karena jumlah pelaku usaha jasa wisata pendakian (TO) paling banyak di daerah itu. Tapi kalau melihat sebarannya sudah merata sesuai jumlah TO di masing-masing pintu masuk jalur pendakian," ujar Sudiyono.

Menurut dia, jumlah pendaki akan terus bertambah karena puncak musim pendakian baru dimulai pada Juli dan akan berlanjut pada Agustus hingga September 2019.

Para wisatawan yang berminat melakukan pendakian sudah ada yang melakukan pemesanan tiket masuk melalui aplikasi E-Rinjani.

Sudiyono juga menegaskan bahwa meskipun dalam beberapa hari terakhir ada aktivitas gempa bumi dalam skala rendah yang dirasakan di Pulau Lombok, tidak mempengaruhi minat wisatawan untuk melakukan pendakian Gunung Rinjani.

"Tidak ada laporan kecelakaan pendakian sampai sekarang ini. Begitu juga dengan pembatalan oleh wisatawan yang sudah memesan tiket secara online," katanya.

Baca juga: Jalur pendakian Gunung Rinjani dibuka terbatas mulai 14 Juni
Baca juga: Gunung Rinjani Lombok diserbu turis asing
Baca juga: BTGR petakan kondisi jalur pendakian Rinjani pascagempa

Pewarta: Awaludin
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019