Tokyo (ANTARA) - Harga minyak stabil di perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah jatuh lebih dari tiga persen semalam, dengan minyak mentah AS mengikuti Brent karena data persediaan AS jatuh jauh dari harapan, di tengah sinyal yang bertentangan dari AS dan Iran atas perselisihan yang telah mengguncang harga baru-baru ini.

Patokan global minyak mentah berjangka Brent naik 16 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 64,51 dolar AS per barel pada pukul 00.27 GMT (07.27 WIB). Brent berakhir jatuh 3,2 persen di sesi sebelumnya, setelah jatuh ke level terendah sejak 5 Juli.

Sementara itu, patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik satu persen menjadi 57,63 dolar AS per barel. WTI jatuh 3,3 persen pada Rabu (16/7), setelah jatuh ke level terendah sejak 9 Juli.

Iran membantah pihaknya bersedia untuk bernegosiasi atas program rudal balistiknya, bertentangan dengan klaim oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan tampaknya melemahkan pernyataan Trump bahwa Washington telah membuat kemajuan dalam perselisihannya dengan Teheran.

Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran mengenai program nuklir Teheran telah memberikan dukungan kepada minyak berjangka, mengingat potensi lonjakan harga jika situasinya memburuk.

Tetapi stok minyak mentah AS turun kurang dari yang diperkirakan minggu lalu, menunjukkan penutupan produksi yang disebabkan oleh Badai Barry memiliki sedikit pengaruh terhadap persediaan.

Persediaan minyak mentah AS turun 1,4 juta barel dalam sepekan yang berakhir 12 Juli menjadi 460 juta barel, kata kelompok industri American Petroleum Institute (API), Selasa (16/7). Itu dibandingkan dengan ekspektasi para analis untuk penurunan 2,7 juta barel.

Persediaan bensin turun 476.000 barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 925.000 barel.

Stok bahan bakar distilasi, yang meliputi minyak diesel dan minyak pemanas, naik 6,2 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 613.000 barel, data API menunjukkan.

Data resmi akan keluar hari ini dari Badan Informasi Energi AS (EIA).

Namun, lebih dari setengah produksi minyak mentah harian di Teluk Meksiko AS tetap offline pada Selasa (16/7/2019) setelah Badai Barry, regulator pengeboran AS mengatakan, karena sebagian besar perusahaan minyak masih mengembalikan pegawai mereka untuk melanjutkan produksi, setelah akhir pekan lalu dievakuasi.

Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan mengatakan 1,1 juta barel minyak per hari, atau 58 persen dari total wilayah, dan 1,4 miliar kaki kubik per hari dari produksi gas alam masih ditutup. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Harga minyak global berbalik jatuh, saat ketegangan Iran-AS mereda

Baca juga: Dolar menguat ditopang data penjualan ritel AS yang positif






 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019