Kupang (ANTARA) -
Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Dr Marianus Kleden menilai Presiden terpilih Joko Widodo menginginkan agar persatuan menjadi kunci keberhasilan dalam membangun Indonesia yang maju dalam segala hal.

"Joko Widodo (Jokowi) bergerak dari konteks global menuju konteks nasional, di mana persatuan menjadi kunci keberhasilan membangun Indonesia yang maju dalam segala hal," kata Marianus Kleden kepada Antara di Kupang, Senin, terkait Visi Indonesia 2024.

Baca juga: Dukung visi presiden, Mendagri sosialisasi hingga ke kepala desa

Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada Unwira itu, penekanan Jokowi pada persatuan, mengingatkan kembali seluruh anak bangsa ini akan pidato Bung Karno 1 Juni 1945, yang juga menekankan persatuan, dan menjadi basis bagi pergerakan Indonesia ke depan.

Infrastruktur
Dia menambahkan, untuk membangun Indonesia maju, Jokowi mulai dengan membangun infrastruktur yang menghubungkan berbagai daerah, dan berbagai sektor produksi.

Menurut dia, infrastruktur menjadi kondisi bagi keterhubungan sentra ekonomi, dan dengan demikian menggenjot pertumbuhan ekonomi. Dengan ekonomi yang kuat dapat membangun sumberdaya mamusia (SDM) yang bermutu.

Baca juga: Tanggapi pidato Jokowi, Apindo: Tingkatkan SDM ekonomi kerakyatan

"Logika ini menarik karena orang sering bicara tentang membangun mulai dari SDM untuk memajukan segala bidang, dengan alasan SDM menjadi motor penggerak yang menarik seluruh gerbong," katanya.

Memang benar demikian, tetapi perlu syarat minimum untuk SDM yang bermutu, yaitu basis ekonomi. Contoh sederhana, kalau anak mau sekolah harus ada uang sekolah.

"Jadi, sebelum mengirim anak ke sekolah orang tua harus lebih dulu mempersiapkan uang sekolah, pakaian seragam, buku dan uang jajan yang mengandaikan adanya basis ekonomi minimum," katanya.

Oleh karena itu, benarlah logika yang dibangun Jokowi bahwa infrastruktur harus lebih dulu dibangun sebelum membangun SDM.

SDM yang bermutu harus dibangun sejak janin, bayi, usia dini dengan memperhatikan kesehatan ibu dan anak, hingga memperhatikan bakat-bakat istimewa yang perlu mendapat perhatian khusus dari lembaga-lembaga pengembangan bakat.

"Kesehatan ibu dan anak serta penanganan bakat khusus juga mengandaikan basis ekonomi minimum. Sang ayah perlu memberikan gizi yang diperlukan bagi ibu si jabang bayi dan membeli susu setelah anak lahir," katanya.

Menurut dia, SDM yang sudah jadi perlu diberi lapangan kerja dengan mengundang sebanyak mungkin investor yang membuka lapangan kerja, dan ditunjang melalui manajemen birokrasi yang ringkas agar proses penyediaan lapangan kerja menjadi mudah dan aksesibel,

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019