Dari sebanyak 7 (tujuh) lokasi PLB yang kita kelola terjadi proses arus barang yang lebih cepat dan efisien. Importir juga diuntungkan karena barang-barangnya tidak langsung terkena beban pajak sebelum keluar dari PLB
Jakarta (ANTARA) - Pusat Logistik Berikat (PLB) berkontribusi  menurunkan biaya logistik di Indonesia serta menurunkan efisiensi biaya atas "dwelling time".

PT Cipta Krida Bahari (CKB) sebagai anak perusahaan PT ABM Investama Tbk (ABM) sebagai pemilk salah satu lisensi Pusat Logistik Berikat pertama di Indonesia secara konsisten mengembangkan bisnis logistik, semula dari satu kawasan berikat saat ini sudah menjadi tujuh lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Dari sebanyak 7 (tujuh) lokasi PLB yang kita kelola terjadi proses arus barang yang lebih cepat dan efisien. Importir juga diuntungkan karena barang-barangnya tidak langsung terkena beban pajak sebelum keluar dari PLB," ujar Direktur Utama CKB Logistics Iman Sjafei berdasarkan informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Bea Cukai fasilitasi pembangunan pusat logistik bahan pokok perbatasan

Iman menjelaskan salah satu PLB yang dikelola oleh CKB Logistics yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur ini menampung banyak unit alat berat dan suku cadang dari berbagai industri yang selama ini banyak dititipkan di Singapura.

Di kawasan ini CKB Logistics mengoperasikan lahan seluas 124.000 m2 dan melayani lebih dari 50 perusahaan sebagai mitra kerjanya.

Tahun 2019 ini, CKB Logistics melakukan ekspansi dengan menambah kapasitas gudang di Surabaya seluas 18.000 m2 sehingga total kapasitasnya menjadi 42.500 m2 yang berlokasi di Central Business Park Osowilangon mencakup fasilitas PLB dan akan mulai beroperasi di awal Oktober 2019.

"Kami optimistis dengan iklim usaha yang semakin positif bisnis logistik akan terus membaik. Dengan tingkat efisiensi yang lebih baik, daya saing industri nasional juga akan meningkat," katanya.

Baca juga: Indonesia akan miliki PLB minuman keras

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), sejak diluncurkan pada 2016 sudah ada 95 PLB di 144 lokasi di seluruh Indonesia.

Perkembangan PLB yang sangat cepat membuktikan bahwa PLB merupakan salah satu solusi yang dibutuhkan oleh pelaku industri baik eksportir dan importir untuk menyimpan bahan baku, mesin/alat produksi dan barang jadi sehingga menciptakan sistim perdagangan menjadi lebih praktis dan efisien.

Saat ini, CKB Logistics mempunyai 7 (tujuh) gudang multifungsi PLB yang berlokasi di Cakung, Marunda, Cilegon, Karawang, Surabaya dan Balikpapan dimana tingkat okupansinya hingga 30 Juni 2019 telah mencapai 91 persen.

Baca juga: Menkeu harap pengembangan PLB untungkan Indonesia

Fasilitas gudang PLB milik CKB Logistics pada umumnya banyak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha yang bergerak di industri tambang, migas, konstruksi, besi baja, ban, tekstil, tembakau, kimia dan aviasi.

Iman menuturkan ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh pemerintah sebagai regulator dengan makin banyaknya PLB. Pertama, PLB menarik "foreign direct investment" untuk membangun manufaktur di Indonesia.

Baca juga: DJBC pastikan 76 PLB telah beroperasi

Kedua, mengurangi potensi kongesti pelabuhan dan mempercepat dwelling time. Ketiga, alur pengawasan barang impor lebih tertata dengan baik. Keempat, penerimaan bea masuk meningkat. Kelima, menjadikan Indonesia sebagai hub logistik di Asia Pasifik.

Sebagai pihak swasta yang dipercaya mengelola PLB di Indonesia, kami terus berupaya menjadi operator PLB terbaik, sehingga loyalitas pelanggan tetap terjaga. CKB Logistics juga akan terus mengambil inisiatif untuk mengoptimalkan peluang ekonomi dan mendorong terciptanya efisiensi di industri logistik nasional," jelasnya.

Baca juga: Menkeu minta PLB tidak menjadi tempat penyelundupan

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019