Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Madang di Negara Papua Nugini (PNG) menandatangani nota kesepahaman "Sister Province" atau provinsi kembar untuk mendorong hubungan kemitraan dan kerja sama yang baik antara kedua pihak.

Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura, Kamis mengatakan kedua provinsi mengakui pentingnya kesetaraan dan saling menguntungkan bagi keduanya, selanjutnya sesuai dengan hukum dan peraturan di masing-masing pihak akan membangun kerja sama dalam bidang perindustrian, perdagangan, pariwisata, sosial budaya, infrastruktur, perhubungan, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, karantina, pertambangan, search and rescue serta bidang-bidang lainnya yang disepakati.

"Penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan tindak lanjut Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani di Jayapura beberapa bulan lalu," katanya.
Baca juga: Konsulat RI gelar pertemuan dengan pengusaha PNG di Vanimo

Menurut Lukas, PNG adalah pasar potensial untuk komoditi pertanian dan perkebunan Indonesia sebab dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan permintaan untuk makanan impor seperti biji-bijian dan daging di PNG karena meningkatnya pertumbuhan populasi, urbanisasi dan pengembangan industri, dan perubahan pola makanan.

"Secara khusus, ada peningkatan bertahap dalam konsumsi beras, dan telah menjadi makanan pokok di daerah perkotaan dan beberapa daerah pedesaan, namun, sebagian besar kebutuhan beras diimpor di mana diperkirakan impor beras tahunan mencapai 200.000 ton per tahun senilai lebih dari 400 juta kina, Papua bisa menjadi pemasok beras dan komoditi lainnya di PNG melalui kerjasama dengan Provinsi Madang ini," ujarnya.

Senada dengan Lukas Enembe, Gubernur Provinsi Madang Peter Yama mengatakan selain mengekspor beras, Papua juga bisa bekerja sama dalam hal alih teknologi pertanian, terutama persawahan, pasalnya, sektor pertanian menopang mata pencaharian sekitar 80 persen dari populasi di PNG.

"Dari populasi ini, mayoritas adalah petani subsisten yang menanam tanaman tradisional seperti ubi jalar, talas, ubi dan sagu, sementara beberapa terlibat dalam menghasilkan tanaman komersial untuk ekspor seperti kopra, kopi, kakao dan kelapa sawit," katanya.

Dia menambahkan pihaknya juga mengharapkan Pemerintah Indonesia melalui Gubernur Enembe bisa berinvestasi di Madang, pasalnya di wilayah tersebut memiliki banyak sumber daya alam yang belum dimanfaatkan.
Baca juga: BI Papua pamerkan produk olahan UMKM di Papua Nugini
Baca juga: Pemprov Papua berencana ke PNG tindaklanjuti Pacific Exposition


Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019