Jakarta (ANTARA) - Selama dua dekade, film animasi "Detektif Conan" yang tayang tiap April sejak 1997 selalu mengambil latar belakang tempat di Jepang.

Tradisi itu berubah pada film ke-23 berjudul "Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire" yang lokasi utamanya bukan di Negeri Sakura, melainkan Singapura.

"Ini adalah pertama kalinya film Detektif Conan berlokasi di luar Jepang," kata Raymond Lim, Direktur Area Singapore Tourism Board (STB) untuk Indonesia sebelum nonton bareng di CGV Grand Indonesia, Rabu (24/7).

Ia menambahkan, pencinta Conan Edogawa bisa melihat sosok karakter fiksi yang mereka sukai di mural yang terdapat di Chinatown, Singapura.

"Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire" membawa kembali karakter-karakter yang dicintai oleh pencinta komik karya Gosho Aoyama. Conan Edogawa si anak SD yang sebenarnya detektif SMA Shinichi Kudo, kekasihnya Ran Mouri putri dari "detektif tidur" Kogoro Mouri serta kawan baiknya Sonoko Suzuki.

Film ke-23 ini menghadirkan Kaito Kid si pesulap dan pencuri yang punya hubungan seperti kucing dan anjing dengan Shinichi.

Keduanya punya level kecerdasan serupa dan sering saling berkejaran, terutama Conan yang berusaha mengungkap kedok asli remaja pandai menyamar itu.
 
Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire (IMDB)


Kali ini Conan terpaksa harus akur dengan Kaito Kid yang jauh-jauh ke Singapura untuk mencuri perhiasan safir biru yang ditemukan dari bawah laut.

Conan diam-diam diselundupkan oleh Kaito Kid untuk membantunya mendapatkan perhiasan incarannya.

Conan tidak berkutik karena satu-satunya cara agar dia bisa kembali lagi ke Jepang adalah dengan mengikuti rencana si pencuri.

Kaito Kid menyamar sebagai Shinichi, menemani Ran dan Sonoko yang datang untuk menonton pertandingan kekasih Sonoko, atlet karate Makoto Kyogoku yang selalu mengenakan plester di pelipis.
Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire (IMDB)


Upaya pencurian Kaito Kid diwarnai dengan kasus-kasus pembunuhan misterius yang menjadikan si pesulap sebagai kambing hitam.

Conan bersama Kaito Kid berusaha memecahkan misteri sekaligus menghindari bahaya dari penjahat sesungguhnya.

Sepanjang film, penonton dibawa untuk melihat tempat-tempat ikonik di Singapura. Suasana di Marina Bay Sands dan pertunjukan air mancur menari lengkap dengan efek-efek lampu memukau, patung Merlion di Merlion Park, Gardens by the Bay sampai Maxwell Food Centre di mana seorang karakter menikmati hidangan nasi ayam ternama, digambarkan secara detail.

Penonton Indonesia yang familier dengan tempat-tempat itu di Singapura bisa betul-betul menyelami suasana dalam "Detektif Conan" yang membuatnya terasa lebih dekat.

Kehadiran tokoh-tokoh baru dengan nama khas Asia Tenggara juga membuat film ini lebih menarik, misalnya Hezli Jamaluddin, walaupun dari sisi gambar tidak ada bedanya dengan tipikal tokoh-tokoh lain di "Detektif Conan".

Ada berbagai adegan pemicu tawa, termasuk reaksi Conan melihat Shinichi palsu bermesraan dengan Ran dan sikap Kaito Kid saat berhadapan dengan Makoto Kyogoku yang kekuatannya di luar tandingan si pesulap.

"Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire" akan jadi tontonan menarik bagi pencinta komik detektif itu karena menyuguhkan kolaborasi langka antar dua karakter yang biasanya saling adu siasat, Shinichi dan Kaito Kid.

Perihal sepele tapi bikin penasaran seperti alasan Makoto Kyogoku tak pernah melepas plester di pelipisnya juga bakal terungkap.

"Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire" mendapatkan sambutan positif di negara asalnya, bahkan film animasi ini berhasil mengalahkan "Avengers: Endgame" pada pekan keempat penayangan di Jepang.

Film terbaru Detective Conan tersebut mulai tayang di bioskop-bioskop Tanah Air pada Jumat 26 Juli.

Baca juga: Film terbaru "Detective Conan" cetak rekor
 

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019