Sleman (ANTARA) - Jamaah calon haji tambahan kuota dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 97 baru akan diberangkatkan menuju asrama haji pekan depan.

"Saat ini masih tersisa satu kloter lagi jamaah calon haji asal Sleman yang belum diberangkatkan, yakni kloter 97. Kloter tambahan ini keberangkatan pada 4 Agustus 2019," kata Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Sleman Ujang Sihabuddin di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, jamaah calon haji di Sleman total ada 1.414 orang yang tergabung dalam kloter 25, 26, 27, 28, 29 dan 97.

"Selain kloter 97, semua kloter sudah diberangkatkan," katanya.

Ia mengatakan, ada satu orang calon haji asal Sleman dari kelompok terbang (kloter) 28 yang meninggal dunia, yaitu Somodiharjo (88) warga Kecamatan Berbah, Sleman.

"Satu calon haji ini meninggal sebelum diberangktan. Meninggal di rumah karena memang sudah 'sepuh' (tua)," katanya.

Kemudian satu calon haji yang sakit sehingga harus ditunda untuk keberangkatannya atas nama Zainuddin (88) warga Kecamatan Cangkringan.

"Yang bersangkutan diketahui tergabung dalam kloter 26. Dari pemeriksaan yang bersangkutan ada sakit pikun," katanya.

Ujang mengatakan, sebelum jamaah diberangkatkan pihaknya telah memberikan berbagai pelatihan dan bekal bagi para jamaah calon haji agar ketika beribadah bisa lancar tanpa ada kendala.

"Pelatihan ini kami lakukan agar setibanya di Arab Saudi para jamaah calon haji dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi di sana," katanya.

Ia mengatakan, pelatihan ini juga dimaksudkan agar para jamaah calon haji dapat menjaga kondisi kesehatan selama menjalani ibadah haji.

"Ini karena kondisi iklim yang sangat berbeda dengan di tanah air, saat ini kondisi cuaca di Arab sangat panas pada siang hari," katanya.

Ia mengatakan dalam ibadah haji tahun 2019 ini ada jamaah pria yang berusia 91 tahun dan merupakan jamaah tertua dari Sleman bernama Puji Triono asal Maguwoharjo.

"Sedangkan untuk jamaah perempuan tertua yaitu Dasinem Mertorejo, 88, warga Moyudan," katanya.

Selain jamaah tertua, ada juga jamaah termuda, yaitu Glen Muhammad yang masih berusia 19 tahun. Sementara jamaah wanita termuda ialah Fellanindra Hermi Oktavianti berusia 24 tahun.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun berpesan kepada seluruh jemaah untuk selalu menjaga kondisi kesehatan ketika berada di Tanah Suci, mengingat suhu udara yang panas.

"Saya berpesan untuk minum yang cukup, mengingat perbedaan suhu dan iklim yang berbeda dengan Indonesia," katanya.

Wakil Bupati juga berharap para jemaah dapat memanfaatkan kesempatan berhaji dengan niatan hanya untuk beribadah, jangan sampai ada niatan-niatan lain.

"Apalagi mendapatkan gelar haji untuk menaikkan status sosial di masyarakat," katanya.

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019