Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mendukung pengembangan wilayah Bakauheni, Lampung Selatan, menjadi destinasi wisata baru dengan menggandeng PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), yang sukses mengembangkan wisata di Nusa Dua Bali dan Mandalika.

"Saya ingin sekali ada perubahan di wilayah Bakauheni, selain menjadi tempat pelabuhan, di situ juga akan dikembangkan menjadi tujuan wisata baru. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Lampung akan mendukung dan bekerjasama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry dalam mengembangkan wilayah Bakauheni," ujar Gubernur Arinal, di Bandarlampung, Rabu.

Arinal menjelaskan salah satu dari sembilan program prioritas Rakyat Lampung Berjaya 2019-2024 adalah di sektor pariwisata.

Menurut dia, pengembangan wilayah Bakauheni menjadi daerah wisata merupakan satu langkah untuk menjadi lebih baik.

"Wilayah Bakauheni sangat berpotensi, mengingat di sana merupakan ujung Sumatera dan penghubung antara Kawa dan Sumatera, serta dekat dengan pusat ekonomi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Bakauheni memiliki Menara Siger dan dekat dengan destinasi wisata lainnya seperti Pantai Kalianda, Pulau Sebesi, Gunung Krakatau dan Gunung Rajabasa.

Selain itu, Lampung juga memiliki wisata lain yang mampu mendukung wisata Bakauheni seperti Pantai Tanjung Setia, Pantai Batu Lapis, Pulau Tegal Mas, Pulau Tangkil, Pantai Sari Ringgung, Pantai Dewi Mandapa, Pantai Pasir Timbul, Pahawang, Tanjung Putus, termasuk memiliki wilayah konservasi Tambling.

"Saya ingin nantinya di wilayah wisata tersebut dapat mempromosikan kekayaan komoditas Lampung, seperti pisang mas, nenas madu, dan kopi robusta yang telah mendunia," ujar Arinal.

Gubernur menuturkan dirinya ingin menggerakkan ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan di Provinsi Lampung.

"Saya akan berupaya dalam menggerakkan ekonomi kreatif dan kerakyatan Lampung, termasuk mempromosikan destinasi wisata Bakauheni yang akan dikembangkan. Untuk itu, saya siap membantu, memberikan kemudahan dan bergandeng tangan dengan PT. ASDP untuk memajukan Lampung," ujarnya.

Dirut PT. ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menjelaskan daerah Bakauheni selain merupakan daerah pelabuhan, juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi wilayah destinasi wisata.

"Kami ingin menjadikan wilayah Bakauheni bukan hanya menjadi tempat lewat saja, tetapi kami ingin Bakauheni menjadi tempat berhenti dan berkunjung. Kami ingin menjadikan Bakauheni menjadi destinasi wisata baru yang mampu menggantikan Bandung, hal ini mengingat Lampung dekat dengan pusat Jakarta, dan penghubung Sumatera-Jawa," jelas Ira.

Dalam pengembangan wilayah ini, pihaknya membutuhkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Lampung.

"Kami memiliki lahan sekitar 68 hektare yang akan dikembangkan menjadi wilayah destinasi wisata. Selain itu, Pemprov Lampung juga memiliki lahan di sekitar wilayah yang dapat digabungkan untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata Bakauheni," jelasnya.

Untuk pengembangan Bakauheni tersebut, Ira menjelaskan pihaknya akan bekerjasama dengan PT. Indonesia Tourism Development (PT.ITDC).

"PT. ITDC merupakan salah satu pengembang dari wisata Nusa Dua Bali, dan Mandalika, serta wilayah lainnya. Saya meyakini hal ini juga akan membangkitkan deaerah bakauheni sebagai destinasi wisata baru nantinya," ujarnya.

Sementara itu, Dirut PT. ITDC, Abdulbar M. Mansoer menjelaskan bahwa pihaknya melihat wilayah Bakauheni sangat indah dan menarik.

"Kami bersama tim melihat di sana akan menjadi wilayah yang sangat bernilai dan akan menjadi destinasi baru," jelasnnya.

Mansoer menjelaskan pihaknya sangat memerlukan dukungan Pemprov Lampung dalam pengembangannya. "Daerah Bakauheni merupakan ujung Sumatera, dan pertengahan antara Jawa dan Sumatera. Tentunya dalam pengembangannya sangat perlu dikembangkan.

Baca juga: Menpar: Lampung miliki destinasi wisata kelas dunia
Baca juga: Lampung akan promosikan wisata milenial pascatsunami
Baca juga: Snorkeling di Pulau Pahawang Lampung




 

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019