Makassar (Antaranews Sulsel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel mempertemukan anggota Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) dengan pengusaha China sebagai upaya meningkatkan hasil ekspor rumput laut di daerah tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Sulkaf S Latif di Makassar, Selasa, mengatakan pihaknya memang berkomitmen mempertemukan langsung atau tidak melalui perantara agar hasilnya lebih dirasakan para petani rumput laut.

"Jadi kita pada April lalu sengaja mempertemukan langsung. Kami dari pemerintah memberi jalan dan mempermudah proses kerjasamanya," katanya.

Ia menjelaskan para pengurus ARLI juga sepakat untuk kembali membangun pabrik pengolahan rumput laut dan DKP Sulsel siap mendukung keinginan tersebut.

Dia berharap pabrik pengolahan rumput laut itu bisa dibangun di provinsi tersebut mengingat besarnya potensi rumput laut Sulsel sebagai produk ekspor.

Sulsel telah memiliki beberapa pabrik pengolahan rumput laut yang tersebar di sejumlah daerah, namun hal itu dinilai belum cukup melihat besarnya potensi ekspor dari salah satu hasil laut itu.

Pada ekspor 2017, kata dia, dari seluruh ekspor kontainer Sulawesi Selatan didominasi rumput laut yang jumlahnya mencapai 70 persen.?

Dominasi rumput laut dalam ekspor kontainer Sulsel itu seiring membaiknya harga dan nilai jual rumput lain di pasar internasional.

"Untuk rumpat laut memang setiap harinya dilakukan ekspor. Sekitar 70 persen dari total ekpsor kontainer Sulsel diantaranya memang dari rumput laut dan sisanya seperti ikan dan sebagainya," katanya.

Ia menjelaskan, kenaikan ekspor kontainer itu memang dipicu oleh produk kelautan. Soal apakah masalah kurangnya ekspor ikan dipengaruhi kondisi penangkapan ikan Sulsel yang berkurang, dirinya mengaku hal itu dikarenakan rumput laut memang tengah menjadi primadona.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024