Makassar (Antaranews Sulssl) - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar mendorong pemberdayaan masyarakat melalui program budi daya tanaman yang memiliki nilai tambah atau ekonomis bagi masyarakat.

"Beberapa program sudah berjalan seperti budi daya cabai dan lainnya. Setelah budi daya cabai, kini berbagai tanaman pangan lainnya sedang dikembangkan oleh masyarakat," kata Kepala DKP Makassar Sri Sulsilawati di Makassar, Jumat.

Ia mengatakan, melalui program Badan Usaha Lorong (BULo), pemerintah mendorong pengembangan budi daya dengan memanfaatkan ruang terbatas yang ada di perkotaan.

Dengan pendampingan dari para ahli yang terlibat di dalamnya seperti akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas), program yang dicetuskan oleh pemerintahan Moh Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal ini bisa diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Kita tahu kalau berada di perkotaan, segalanya serba terbatas. Lahan-lahan sudah sangat sempit karena banyaknya bangunan-bangunan, tetapi itu bukan alasan untuk tidak bisa mengembangkan budi daya tanaman," katanya.

Beberapa program budi daya tanaman yang sekarang sudah berjalan selain program cabai yang selama dua tahun terakhir ini, juga kembali dikembangkan aneka tanaman hidroponik seperti kangkung, sawi pakcoy.

Sri mengaku jika tanaman pangan seperti sawi dan kangkung merupakan beberapa bahan pangan yang selalu menjadi penyumbang inflasi di Makassar berdasarkan data statistik yang didapatkannya dari Bank Indonesia maupun Badan Pusat Statistik (BPS).

Karenanya, dirinya melalui program induk BULo itu kemudian merancang beberapa jenis kegiatan yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam mengembangbiakkannya secara sederhana.

"Ternyata kangkung dan sawi adalah kelompok pangan penyumbang inflasi di Makassar. Kota Makassar sebagai kota kuliner membutuhkan banyak pasokan sayuran dan inilah yang menjadi alasan kita untuk mendorong partisipasi masyarakat ini," ucapnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024