Parepare, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Parepare, Sulawesi Selatan kembali menggelar kegiatan bertema Tudang Loang Ruma dan Mappalili di Kelurahan Watang Bacukiki, Parepare, Rabu.

Tradisi Tudang Loang Ruma dan Mappalili tersebut merupakan tradisi unik, menarik dan bernuansa ritual yang setiap tahunnya digelar oleh kalangan petani di Kelurahan Watang Bacukiki, Kota Parepare untuk menentukan waktu tanam yang tepat.

Aidil salah seorang warga setempat yang ditemui Rabu, mengatakan,Tudang Loang Ruma, Secara harfiah artinya tudang yang berarti duduk, loang yang berarti luas, dan ruma yang berarti rumah.

Jadi Tudang Loang Ruma bisa diartikan sebagai rumah atau ruangan yang luas untuk duduk bersama atau yang lebih tepatnya secara istilah diartikan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat atau petani untuk melakukan musyawarah guna mencapai kesepakatan tertentu.

Konon, kata Aidil, acara ini dilakukan sejak zaman nenek moyang para petani di Parepare dan turun temurun hingga saat ini masih terus dilaksanakan jelang musim tanam tiba, guna menentukan jadwal tanam yang tepat.

Kini Tudang Loang Ruma dirasakan mendapat tempat di hati masyarakat dan pemerintah. Acara ini telah diprogramkan sebagai satu kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kota Parepare.

Dalam acara duduk bersama itu, hadir Wali Kota Parepare,H Mohammad Zain Katoe dan sejumlah pejabat Provinsi Sulawesi Selatan maupun lingkup Kota Parepare, serta beberapa tokoh masyarakat dan petani.

Bincang-bincang santai tersebut, melahirkan dua kesepakatan yaitu acara mappalili (menunggu kencing Sapi). Keputusan ini tentunya beralasan jika didasarkan pada ilmu klimatologi, diperkirakan awal Desember mendatang hujan mulai turun.

Tidak hanya itu, pada kesempatan tersebut petani dan pemerintah berembug dan beradu pendapat. Petani menyampaikan keluh kesahnya, pemerintah menawarkan solusi. Salah satu persoalan yang mengemuka yakni perlunya penambahan irigasi di areal persawahan yang mereka garap selama ini.

"Tentunya kebutuhan-kebutuhan itu akan kami pertimbangkan dan pikirkan solusinya satu persatu," kata Wali Kota Parepare Zain Katoe di sela-sela acara tersebut.

Ia juga berkomitmen untuk menambah sejumlah unit irigasi di wilayah-wilayah persawahan yang belum tersentuh pengairan.

Sementara itu, Mappalili dalam bahasa Bugis berarti minta izin. Mappalili merupakan proses lanjutan yang masih satu rangkain dengan Tudang Loang Ruma.

Menurut Aidil, salah satu tamu dalam acara itu, proses ini juga sudah turun temurun dilakukan dan merupakan tradisi masyarakat setempat.

Dalam ritual ini, petani berkumpul membentuk lingkaran di tengah pematang sawah mengelilingi dua ekor sapi sementara seorang pemuka adat melantunkan doa-doa di sekerumunan orang itu. Tujuannya, menunggu kedua sapi itu mengeluarkan air seninya (kencing).

Ketika sapi itu telah kencing maka tanah tempat jatuhnya air seni kedua sapi itu akan dilingkari dan ditetapkan sabagai tanda untuk melakukan tanam atau tebar perdana.

(T.PSO-098/A033)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024