Makassar (Antaranews Sulsel) - Penulis novel "Belok Kanan Barcelona" yang kini menjadi film awalnya merasa ragu dan pesimistis jika karangannya itu akhirnya dapat diadopsi dalam sebuah film dan akan diputar secara resmi untuk pertama kali pada 20 September 2018.

Pemain film Belok Kanan Barcelona, Ananta Rispo di Makassar, Sabtu, mengatakan itu menanggapi besarnya bujet yang harus dikeluarkan untuk mendanai syuting film yang dilakukan di empat benua tersebut.

"Jadi bukan hanya rekan media yang menanyakan itu (budget/bajet) namun juga penulisnya yang juga menilai hal yang mustahil," katanya yang mewakili produser dalam acara promo filmnya hari ini.

Ia menjelaskan, syuting di empat benua diantaranya Asia, Afrika, Eropa dan Amerika merupakan sebuah keberanian dan totalitas. Produser juga akan berfikir berulang-ulang untuk bisa merealisasikannya dalam sebuah film.

Namun keberanian pihak produser ini, kata dia, tentunya bukan tanpa sebab. Dia mengaku jika pasti ada pertimbangan yang membuatnya yakin untuk mewujudkan novel best seller itu menjadi tontonan yang layak disaksikan.

"Jadi ini dikarenakan antusias dan atmosfer perfilman tanah air yang belakangan begitu berkembang positif. Produser berani dengan bajet tinggi karena saat ini (kondisi perfilman) memang bagus," ujarnya

Sementara Anggika Bolsterli yang berperan sebagai Farah dalam film itu mengatakan jika besarnya anggaran dalam pembuatan film ini merupakan bentuk komitmen produser dalam menghadirkan tontonan yang bergengsi di tanah air.

"Jadi film ini semuanya ril. Kita tentunya sebagai pemain juga ikut termotovasi untuk memerankannya secara total.Traveling ke satu negara saja penuh tantangan, apalagi jika membawa banyak orang lengkap dengan peralatannya untuk mengunjungi sejumlah negara di empat benua," ujarnya.

Produser Chand Parwez Servia mengaku selalu membaca novel-novel bestseller sambil membayangkan bagaimana memfilm-kannya. Salah satu novel favorit Traveler`s Tale, Belok Kanan: Barcelona yang ditulis 4 penulis, diterbitkan pertama kali tahun 2007 relatif sulit untuk difilmkan.

Dirinya juga mengaku sulit karena kisahnya kompleks dengan lokasi di 4 benua dan rentang kisahnya relatif panjang.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024