Donggala (Antaranews Sulsel) - Sebanyak 13 warga yang tinggal di Kompleks Pergudangan Pelabuhan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah yang diduga tenggelam dan terseret air laut saat tsunami menerjang kawasan itu, Jumat (28/9) belum ditemukan.

"Sampai saat ini, kami masih terus mencari 13 warga saya yang terseret air saat tsunami terjadi Jumat (28/9)," kata Ketua RT. 3, RW.5, Kelurahan Boya, Kecamatan Benawa, Kabupaten Donggala, Andi Gopal, Senin sore.

Ke-13 warga yang hilang itu kata Andi Gopal umumnya perempuan dan anak-anak.

Ia mengatakan, warga kawasan pergudangan Pelabuhan Donggala yang hilang diterjang tsunami sebanyak 37 orang yang tinggal di rumah petak.

Saat terjadi gempa lanjut Andi Gopal, ke-37 warga yang umumnya perempuan dan anak-anak itu sempat berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.

Namun, saat hendak keluar, tiba-tiba kompleks gudang yang berisi kopra, coklat dan cengkeh ambruk sehingga warga yang panik itu kembali ke rumahnya.

Tak berselang lama kata Andi Gopal, tsunami datang kemudian menerjang rumah-rumah dan gudang termasuk warga yang ada di kawasan itu.

"Pada malam pertama, kami menemukan tiga korban sudah dalam kondisi meninggal. Sampai hari ini, sudah 24 korban kami temukan dalam kondisi meninggal, termasuk cucu saya," kata Andi Gopal.

Pencarian korban hilang terseret tsunami di kawasan kompleks pergudangan Pelabuhan Donggala itu lanjut Andi Gopal, hanya dilakukan oleh masyarakat menggunakan alat seadanya.

"Sampai saat ini belum ada tim Basarnas yang datang dan pencarian kami lakukan secara manual. Kami berharap, relawan dan Basarnas, datang melihat kondisi warga disini dan melakukan pencarian warga yang hilang," tuturnya.

"Kami juga meminta perhatian dari pemerintah agar memberikan bantuan kepada warga disini karena kami juga korban gempa dan tsunami," ujar Andi Gopal.

Dari pantauan, pencarian 13 warga yang hilang akibat diterjang tsunami tersebut terlihat hanya dilakukan menggunakan alat seadanya, yakni menggunakan sebuah perahu nelayan dan seorang penyelam yang menggunakan selang dibantu kompresor untuk membantu oksigen.

Di atas perahu nelayan itu hanya terlihat hanya dua orang satu memegang tali dan satunya mengatur selang oksigen penyelam.

Pewarta : Amirullah
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024