Makassar (Antaranews Sulsel) - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Wagub Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman meninjau pabrik produksi jagung olahan salah satu unit bisnis Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

"Keterlibatan universitas dalam pengembangan pertanian memang sangat dibutuhkan," kata Andi Sudirman di sela seremonial peninjauan pabrik komoditas pangan tersebut di Kabupaten Gowa, Sulsel, Rabu.

Unismuh Makassar telah menjalin kerja sama dengan PT Surya Pangan Indonesia dan PT Tiara Mankasti Nusantara untuk pemasaran produk jagung olahan industri itu.

Menurut Wagub Sulsel Sudirman Sulaiman, penting menggandeng universitas dalam pengembangan pertanian, misalnya dengan melakukan penelitian, supaya benih tanaman cocok dengan tanahnya. "Unismuh juga bisa ikut mengkaji, selain untuk ekspor, juga bisa memanfaatkan jagung ini untuk pakan," ujarnya.

Ia menceritakan, saat melakukan kunjungan kerja ke Swiss baru-baru ini, di negara tersebut jagung dibiarkan sampai kering di batangnya, dan akan ada mesin untuk menggulung, kemudian dimasukkan ke plastik untuk persiapan musim salju. Sedangkan bijinya, dibiarkan menjadi makanan burung.

"Mereka hanya bisa menanam di waktu tertentu. Bersyukurlah kita, sepanjang tahun bisa tanam sepanjang ada air, ada benih, dan lahan yang cocok. Program hilirisasi pertanian akan meningkatkan kesejahteraan para petani," ujarnya.

Sementara itu Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL mengapresiasi hadirnya pabrik jagung Unismuh di Dusun Doja, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

Akselerasi ekonomi, kata dia, bisa berjalan, ?sehingga bisa berkontribusi terhadap ekonomi masyarakat.

Ia berharap, unit bisnis Unismuh tersebut tidak hanya mengejar untung, tetapi juga bisa memberikan edukasi kepada petani jagung agar produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan pasar. "Mudah-mudahan yang dilibatkan juga orang lokal, sehingga bisa berkontribusi terhadap penurunan angka pengangguran dan kemiskinan," harapnya.

Pada kesempatan itu, Direktur PT Surya Pangan Indonesia Idham Khalid melaporkan kapasitas mesin jika berfungsi penuh, bisa menghasilkan 100 ton per hari atau 3.000 ton per bulan atau 36.000 ton per tahun.

Kalau dikonversi ke rupiah, lanjut dia, dengan harga Rp3.500 per kilogram, maka bisa menghasilkan Rp126 miliar per tahun. "Selama uji coba, kita bisa produksi 10 ribu ton. Persoalan pemasaran, tidak ada masalah. Yang masalah, suplai bahan baku," kata Idham.

Pabrik tersebut, tambah Idham, tidak murni bisnis, tetapi juga ada pemberdayaan masyarakat lokal.

Sementara, Rektor Unismuh Makassar Abd Rahman Rahim, menambahkan hadirnya pabrik ini tentu membuka lapangan kerja baru. Begitupun dengan petani, jika harga bagus, akan tertarik bertani jagung.

"Perusahaan ini baru dibangun untuk mewujudkan Unismuh yang mandiri melalui bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Organisasi Muhammadiyah memang non profit, tapi unit bisnisnya berorientasi profit," ujarnya.

Rahman menuturkan, strategi pengembangan Muhammadiyah, pilar ketiganya adalah ekonomi, selain pendidikan dan kesehatan.

Ia juga berharap Pemprov dan Pemkab di Sulsel bersinergi dan mendukung program ini.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024