Makassar (Antaranews Sulsel) - Aset perbankan di Sulawesi Selatan pada posisi Agustus 2018 tumbuh 8,08 persen, dengan nilai nominal Rp141,55 triliun, ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 7,3 persen yang tercatat sebanyak Rp91,79 trilliun.

Kondisi tersebut diikuti pula dengan pertumbuhan kredit 6,67 persen dengan nominal Rp117,19 trilliun, kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua Zulmi pada Ekspo Literasi dan Inklusi Keuangan di Makassar, Minggu.

Bahkan, pertumbuhan kredit double digit 11,11 persen berhasil dicapai oleh industri bank perkreditan rakyat.

Mencermati hal itu, lanjut dia, perkembangan industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan hingga Agustus 2018 terus menunjukkan kinerja pertumbuhan yang baik, dengan tingkat risiko yang masih terjaga.

Khusus penyaluran kredit perbankan telah menyasar pada kelompok UMKM dengan pangsa yang cukup tinggi 31,99 persen dari total kredit.

Sejalan dengan itu, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan hingga September 2018 telah mencapai Rp4,98 triliun atau 92,2 persen dari target Rp5,4 trilliun dengan debitur berjumlah 207.861 UMKM, disertai rasio NPL yang sangat rendah hanya 0,15 persen.

Sejalan dengan itu, kinerja intermediasi perbankan Sulawesi Selatan terjaga pada level yang tinggi, tercermin pada indikator Loan to Deposit Ratio 126,60 persen dan tingkat risiko kredit bermasalah berada di level aman 4,45 persen.

Pada industri keuangan non bank, pertumbuhan ditopang oleh piutang perusahaan pembiayaan yang mencapai Rp12,23 triliun, pinjaman pergadaian Rp3,3 triliun, pinjaman Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Rp1,84 triliun, investasi Dana Pensiun Rp930,35 miliar, dan kredit modal ventura sebesar Rp46,2 miliar.

Sementara pada industri pasar modal, capaian kinerja signifikan ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor sebesar 52,68 persen menjadi 23.285 investor, disertai nilai transaksi mencapai Rp8,30 triliun yang tumbuh 75,95 persen.

"Capaian tersebut tidak lepas dari koordinasi yang intensif dan sinergi yang produktif antara Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, TPAKD, dan FKIJK Sulselbar," kata Zulmi.

Sementara ekspo ini yang berlangsung selama dua yakni 20 - 21 Oktober 2018 menghadirkan pameran produk keuangan, kampanye capaian program inklusi keuangan, penyerahan penghargaan tokoh inklusi keuangan, Aksi CSR Industri Jasa Keuangan, Launching Majalah FKIJK Sulselbar, Senam bersama serta aneka lomba dan hiburan.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024