Makassar (Antaranews Sulsel) - Upacara adat dan ritual memulai musim tanam padi yang dikenal dengan istilah "Mappalili" merupakan wujud pelestarian budaya yang masih dijaga oleh para Bissu Segeri di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Hal itu dikemukakan Camat Segeri Andi Sadda disela kegiatan persiapan "Mappalili" di rumah Arajang Segeri, Kabupaten Pangkep, Sulsel, Minggu.

"Prosesi adat ini berlangsung tiga hari dan puncaknya dilaksanakan hari ini dengan kegiatan `Ma`jori`," kata camat yang juga adalah warga Segeri.

Menurut dia, kegiatan ini sudah masuk program unggulan Pemerintah Kabupaten Pangkep, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dsbudpar), sehingga semua para pemangku kepentingan fokus mengembangkan dan melestarikan budaya Mappalili yang dipimpin oleh Bissu.

Dia mengatakan, budaya Mappalili dan Bissu ini adalah warisan leluhur dan sejarah dari kerajaan Segeri atau Bugis Kuno sehingga patut dilestarikan.

"Bissu sendiri sudah dikenal hingga di mancanegara seperti Belanda dan negara lainnya yang sangat mengagumi seni budaya," katanya.

Khusus kegiatan `Mappalili` ini, lanjut dia, enam orang Bissu yang masih ada saat ini dibantu oleh masyarakat dan pemerintah setempat untuk menggelar agenda tahunan yang sudah masuk dalam kalender pariwisata Kabupaten Pangkep.

Hal itu dibenarkan oleh salah seorang warga Segeri, Mantasiah. Menurut dia, sejak masa kanak-kanak selalu ikut prosesi Mappalili hingga saat ini, selalu melihat dukungan masyarakat yang bergotong-royong membantu pengadaan perlengkapan Mappalili.

"Begitu pula saat arak-arakan benda pusaka `arajang` Bajak yang dibawa ke sawah atau lapangan," katanya.

Sementara itu, Bissu Puang Lolo Juleha mengatakan, prosesi Mappalili ini dipimpin oleh Bissu Puang Toa atau Bissu yang dituakan. Namun semua prosesi upacara ritual ini melibatkan semua bissu yang ada.

"Kalau dulu masih ada puluhan Bissu ikut prosesi adat, kini tersisa enam orang Bissu saja, karena sudah banyak yang meninggal dan belum ada regenerasinya," katanya.
 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024