Mamuju  (Antaranews Sulsel) - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Sulawesi Barat, Darno Madjid mengatakan, warga di Kabupaten Mamasa sudah relatif tenang menghadapi gempa yang terus melanda kawasan itu.

"Sampai hari ini, masih sering terjadi gempa, tetapi warga Mamasa sudah tidak panik dan relatif lebih tenang jika terjadi getaran akibat gempa," kata Darno dihubungi dari Mamuju, Selasa sore.

Pada awal terjadinya gempa, yakni pada 3 November 2018, warga di Mamasa sempat panik dan berhamburan ke luar rumah akibat gempa terus melanda kawasan itu.

Kepanikan semakin bertambah saat gempa dengan kekuatan 5,5 magnitudo mengguncang wilayah Mamasa pada Selasa (6/11)dinihari sehingga membuat masyarakat terpaksa mengungsi ke sejumlah titik di daerah itu.

Kondisi itu diperparah, lanjutnya, akibat merebaknya informasi melalui media sosial(Medsos) bahwa gempa yang terjadi di Kabupaten Mamasa sama seperti yang melanda wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

"Awalnya masyarakat sempat terpengaruh dengan informasi yang beredar melalui Medsos sehingga setiap ada getaran warga langsung panik dan mengungsi ke sejumlah titik yang dianggap aman. Bahkan, banyak yang tidak berani kembali ke rumah karena takut dan khawatir sebab gempa masih terus terjadi. Beberapa warga diantaranya, membangun tenda di samping rumah-rumah mereka karena takut jika terjadi gempa," ujar Darno.

Namun, setelah kami (BPBD), baik kabupaten maupun provinsi, begitupun Kapolda Sulbar, Gubernur dan BMKG terus melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman bahwa gempa di Mamasa berbeda dengan gempa di Palu, Donggala dan Sigi sehingga masyarakat sudah mulai tenang dan mau kembali ke rumah masing-masing.

" Jadi, saat ini seluruh masyarakat yang sebelumnya mengungsi sudah pulang ke rumah mereka dan beraktivitas seperti biasa," kata Darno.

BPBD, menurut dia, juga telah mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumbernya.

"Kami juga senantiasa mengingatkan masyarakat agar tidak percaya dengan informasi yang tidak jelas sumbernya dan menyampaikan bahwa informasi resmi yang harus dipercaya adalah dari pemerintah, BPBD maupun kepolisian. Jadi, secara umum kondisi di Mamasa sudah normal dan tidak ada lagi warga yang mengungsi," tandasnya.

Wilayah Kabupaten Mamasa diguncang gempa sejak Sabtu (3/11) yang berlangsung pada pukul 10.30 Wita dengan kekuatan 4,7 magnitudo, kemudian pukul 13. 04 Wita dengan kekuatan 4,6 magnitudo dan pada pukul 16.44 Wita dengan kekuatan 4,9 magnitudo dan pada pukul 17.09 Wita dengan kekuatan 3,7 magnitudo.

Gempa susulan terparah dengan magnitudo 5,5 terjadi pada Selasa (6/11)dinihari sekitar pukul 02. 45 WITA, menyebabkan ribuan warga mengungsi.

Selanjutnya, gempa dengan getaran yang sangat kuat di wilayah Kabupaten Mamasa dan terasa hingga di Kabupaten Mamuju atau ibu kota Provinsi Sulawesi Barat juga terjadi pada Rabu petang (7/11) sekitar pukul 17. 42 WITA dengan magnitudo 5,2 dan pada Kamis (8/11)malam sekitar pukul 21. 40 Wita berkekuatan 5,1 magnitudo.

Hingga saat ini (Selasa) gempa susulan dengan magnitudo relatif kecil masih terus terjadi di wilayah Kabupaten Mamasa. ?

Akibat serangkain gempa tersebut, warga Kabupaten Mamasa sempat mengungsi di sejumlah kawasan, diantaranya, di Kecamatan Messawa, Mambi, Tawalian, Balla dan di sejumlah titik di Kecamatan Mamasa dan terbanyak di wilayah Kecamatan Sumarorong.

Bahkan, sebagian warga yang panik mengungsi hingga ke luar wilayah Kabupaten Mamasa, yakni ke Kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024