Mamuju, 30/11 (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat bertekad menekan kasus "stunting" menyusul tingginya angka masalah kekurangan gizi akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizinya di daerah itu.

"Untuk skala nasional, Sulbar menempati urutan kedua penyumbang persoalan stunting dan di Provinsi Sulbar sendiri, Kabupaten Majene juga berada di posisi kedua untuk persoalan tersebut," kata Bupati Majene Fahmi Massiara pada Sosialisasi Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga Pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK) tahun 2018, Jumat.

Kondisi tersebut menurut, Fahmi Massiara, tidak ideal dengan berbagai pencapaian pemerintah daerah saat ini.

Berdasarkan catatan sejarah, Kabupaten Majene, kata dia, merupakan pusat pemerintahan "afdeling" Mandar atau sebuah wilayah administratif setingkat kabupaten? pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

"Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Majene telah tiga kali berturut- turut mendapatkan predikat WTP dan beberapa prestasi yang di ukir pemerintah daerah yang seharusnya mampu melepaskan diri dari persoalan gizi di masyarakat," kata Fahmi Massiara.

Ia meminta setiap kepala desa dan lurah yang menjadi pelayan masyarakat di tingkat bawah, harus proaktif mencari bahkan melaporkan kondisi warganya, terkait dengan penemuan kasus stunting.

"Hal ini penting untuk memberikan intervensi yang tepat dalam penanganan persoalan gizi di tingkat bawah," ucap Fahmi Massiara.

Sementara, Ketua TP PKK Kabupaten Majene Fatmawati Fahmi mengatakan, sosialisasi tersebut penting untuk menghasilkan gerenasi sehat, generasi cerdas dan berkarakter, yang tentu berhubungan dan mempengaruhi kecerdasan otak serta rentan terkena penyakit.

"Untuk itu, perlu dicek hal-hal yang mempengaruhi, apakah sanitasinya, atau di desa itu sudah ODF atau belum, rumahnya layak huni apa tidak," kata Fatmawati Fahmi.

Ia mengatakan, masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan merupakan masa penting yang berpengaruh pada perkembangan anak secara keseluruhan.

"Dihitung dari sejak anak berada dalam kandungan (9 bulan/ 270 hari) hingga berusia dua tahun (730 hari). Perkembangan anak dipengaruhi oleh pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga. Faktanya sebanyak 40 persen kondisi stunting ditemukan pada keluarga berkecukupan karena asupan gizi tidak seimbang di tengah kehidupan modern yang marak dengan makanan serba instan," ujar Fatmawati Fahmi.

Keluarga, menurut dia, merupakan unit terkecil dalam masyarakat sehingga penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perwakilan masyarakat desa tentang pendidikan keluarga pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan dan mendorong perwakilan masyarakat desa untuk memperkuat pendidikan keluarga pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan di wilayah masing-masing.

Sosialisasi tersebut dihadiri 246 peserta, yang terdiri dari para Lurah, Kepala Desa se-Kabupaten Majene, TP PKK kelurahan dan para kader Paud di daerah itu.

Narasumber pada kegiatan itu, diantaranya, Memet Kasmat SPd M.Pd dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majene.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024